Denpasar (Antaranews Bali) - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir meminta para rektor dan pimpinan perguruan tinggi jangan sampai membiasakan diri ikut menyebarkan "hoaks" atau berita bohong.
"Maka sebagai dosen, kedepan harus memberikan inspirasi yang baik pada mahasiswa," kata Nasir dalam Rapat Koordinasi Daerah LLDIKTI Wilayah VIII, di Denpasar, Rabu malam.
Nasir menyitir informasi yang dibacanya di media belum lama ini menyebutkan bahwa Indonesia termasuk satu diantara deretan negara yang "darurat hoaks", selain negara China, Amerika Serikat, Kanada dan Australia.
Oleh karena itu, dia berpesan supaya pimpinan perguruan tinggi jangan sampai ikut menyebarkan berita bohong. Jangan sampai mahasiswa ditakut-takuti dengan "hoaks" bahwa negara akan bubar.
Di sisi lain, terkait dengan tahun politik, Nasir pun mengharapkan kalangan kampus jangan sampai terkoyak-koyak oleh kepentingan politik dan mahasiswa jangan sampai golput pada Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif 17 April mendatang.
"Golput akan merugikan bangsa Indonesia dan individu itu sendiri. Gunakan hak pilih dengan baik, jangan golput," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VIII Prof Dr I Nengah Dasi Astawa mengatakan untuk mengantisipasi penyebaran berita bohong di kalangan kampus, pihaknya juga rutin datang ke perguruan tinggi dan mengajak generasi milenial yang terdidik jangan sampai termakan "hoaks".
Berita bohong, menurut Prof Dasi, dapat mengganggu daya nalar mahasiswa. Selain itu, kalau sudah mempercayai "hoaks" tentunya dapat menyulitkan untuk membangun karakter bangsa yang kuat dan tangguh.
"Kalau percaya berita bohong, kita menjadi sering terjebak dengan hal-hal yang tidak patut dan bertentangan dengan regulasi. Saya harapkan seluruh rektor menempatkan pendidikan karakter di institusi masing-masing sehingga terhindar dari hoaks," ucapnya pada acara yang dihadiri ratusan perwakilan perguruan tinggi dari wilayah Bali, NTB, dan NTT tersebut.
Menristekdikti minta rektor jangan sebarkan berita bohong
Rabu, 20 Februari 2019 20:39 WIB