Jakarta (Antaranews Bali) - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hum mengatakan data sementara hingga pukul 13.00 WIB, korban jiwa akibat tsunami di Selat Sunda mencapai 429 orang.
"Total 492 orang meninggal dunia dan kemungkinan bisa bertambah, dampak paling parah di Pandeglang Banten," kata Sutopo pada konferensi pers di BNPB di Jakarta, Selasa.
BNPB juga mencatat hingga hari ketiga pascatsunami Selat Sunda, sebanyak 1.485 orang luka-luka, 154 hilang dan 16.082 orang mengungsi akibat tsunami pada Sabtu (22/12) malam tersebut.
Tsunami tersebut berdampak pada lima kabupaten yaitu Pandeglang dan Serang di Provinsi Banten, serta Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus di Provinsi Lampung.
Dari lima kabupaten tersebut, dampak terparah dialami Kabupaten Pandeglang tercatat 290 orang meninggal, 1,143 orang luka-luka, 77 hilang dan 14.395 mengungsi.
Lalu di Kabupaten Lampung Selatan dimana korban jiwa mencapai 108 orang meninggal, 279 luka-luka, 9 orang hilang dan 1.373 orang mengungsi.
Sementara di Kabupaten Serang tercatat 29 orang meninggal, 62 luka-luka, 68 hilang dan 83 orang mengungsi, di Pesawaran satu korban jiwa, satu luka-luka dan 231 mengungsi. Sedangkan di Tanggamus terdata satu orang meninggal.
Untuk itu masa tanggap darurat diberlakukan selama 14 hari untuk Kabupaten Pandeglang yaitu sejak 22 Desember 2018 hingga 4 Januari 2019. Sementara untuk Lampung Selatan masa tanggap darurat selama tujuh hari sejak 23 hingga 29 Desember 2018.
"Kemungkinan nanti bisa diperpanjang disesuaikan kondisi lapangan," tambah dia.
Untuk bencana tersebut, ditetapkan sebagai bencana kabupaten karena pemerintah daerah masih sanggup menangani didampingi oleh pemerintah pusat.
Baca juga: Ma'ruf Amin jenguk korban tsunami di RSUD Berkah Pandeglang
Baca juga: Gereja Pantai Carita tunda ibadah kebaktian Natal
Baca juga: Polda Lampung cari korban tsunami menggunakan anjing pelacak
(AL)
Korban tsunami Selat Sunda capai 429 jiwa
Selasa, 25 Desember 2018 14:55 WIB