Denpasar (Antaranews Bali) - Legislator dari DPRD Provinsi Bali Ida Bagus Pada Kusuma menanyakan kembali kenapa ada wacana untuk penggantian nama Tol Bali Mandara yang menghubungkan dari Pesanggaran (Denpasar) ke Tuban dan Nusa Dua, Kabupaten Badung.
"Kenapa dari pemerintah kembali ada wacana ingin mengganti nama jalan (tol) Bali Mandara tersebut. Memangnya ada salah dengan nama itu. Karena nama Tol Bali Mandara tersebut sudah dikenal di nasional bahkan internasional," kata Pada Kusuma, menanggapi ada wacana pemerintah penggantian nama jalan tersebut, di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan sebuah nama tempat, apalagi jalan publik pasti telah melakukan kajian secara konferensif sebelum diputuskan untuk nama Tol Bali Mandara tersebut.
"Jalan (tol) yang yang membentang di atas perairan tersebut pasti telah melakukan kajian secara matang sebelum diputuskan untuk sebuah nama. Bahkan dulu sempat berbagai masukan dari publik untuk nama jalan itu. Ada nama seorang seniman yang terkenal di Badung, nama pahlawan dan lain-lain. Namun keputusan bersama telah menetapkan untuk menggunakan nama 'Bali Mandara' (Bali yang aman, damai dan sejahtera)," ucap politikus Partai Golkar.
Pada Kusuma mengatakan kalau ingin pemimpin dalam pemerintahan untuk membuat momentum agar dikenal masa pemerintahannya tidak mesti tempat yang sudah populer harus diganti dengan nama yang diusulkan dari pemimpin daerah tersebut.
"Masih ada momentum untuk menorehkan sebuah nama pada pembangunan yang lainnya, sehingga dikelak kemudian agar menjadi kenangan saat mereka memimpin," ucapnya.
Ia mengatakan di Bali masih banyak pembangunan yang akan diberikan nama, sehingga jika itu diharapkan menjadi momentum masa kepemimpinannya.
Hal senada dikatakan Ketua Komisi IV DPRD Bali Nyoman Parta, kenapa jalan yang sudah punya nama lagi diutak-atik diganti namanya? Tol diatas perairan dengan panjang lebih dari 12,7 km itu sudah punya nama. Lagi pula jika melakukan pergantian harus lagi melakukan sosialisasi dan perlu biaya.
"Sebaiknya biarkan saja nama yang seperti sekarang saja (Tol Bali Mandara). Semestinya yang perlu dipikirkan sekarang jika memungkinkan tol tersebut digratiskan bagi pengguna jalan tersebut. Itu baru pemikiran cerdas dan berpihak pada masyarakat. Contohnya Tol Suramadu (Surabaya-Madura) bagi masyarakat tidak berbayar," ujar politikus asal Desa Guwang, Kabupaten Gianyar.
Parta mengatakan sejak awal dirinya mengusulkan kepada pemerintah agar Tol Bali Mandara digratiskan untuk masyarakat. Namun hingga kini tetap saja dikelola secara berbayar.
"Jika Tol Bali Mandara bisa digratiskan bagi pengguna jalan raya, tentu akan berimbas dapat mengurai pada di kawasan Denpasar bagian selatan, Kuta dan Nusa Dua," ujarnya.
Legislator: pertanyakan wacana penggantian nama tol Bali Mandara
Senin, 26 November 2018 17:16 WIB