Denpasar, (Antaranews Bali) - Puluhan aktivis yang tergabung dalam aliansi Gerakan Rakyat Menentang IMF-WB melakukan aksi demonstrasi di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Niti Mandala Renon l, Denpasar, Senin, untuk meminta seluruh kebijakan IMF-World Bank dapat mengatasi ketimpangan dan kemiskinan.
Dalam orasinya, Koordinator Gerakan Rakyat Menentang IMF-WB, Ali, mengatakan pertemuan terbesar dunia dibidang ekonomi dan keuangan atau IMF-WB itu dikhawatirkan tidak dapat menyelesaikan masalah kemiskinan di Tanah Air. "Pertemuan ini hanya membawa keuntungan bagi koorporasi dan membesar ketimpangan yang akan menyengsarakan masyarakat, terutama buruh dan petani," katanya.
Oleh karena itu, aksi demo ini bertujuan untuk melindungi hak rakyat dan gerakan ini tidak ada tujuan merugikan rakyat Bali, namun meminta negara untuk mendorong IMF-WB agar memihak pada kesejahteraan masyarakat. "Kami ngin kesejahteraan masyarakat Indonesia meningkat dengan adanya kebijakan pertemuan IMF-WB," katanya.
Hal ini harus diperhatikan pemerintah, karena keberpihakan negara kepada rakyat harus menjadi tonggak utama.
Salah satu poster tuntutan para pendemo diantaranya meminta pemerintah memperhatikan kaum petani, menyetop PHK dan menaikkan upah buruh yang dibahas dalam pertemuan IMF-WB tersebut.
Sementara itu, Direktur LBH Bali Dewa Putu Adnyana selaku pendamping aliansi mengatakan upaya kritis rakyat ini jangan dijadikan ancaman, namun harapan masyarakat kepada negara. "Kami hanya mendampingi dan memberikan bantuan hukum kepada masyarakat dan aparat penegak hukum harus ikut membantu pengamanan gerakan ini," katanya.
Dalam video UN Web TV, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde menjadikan Indonesia sebagai contoh negara yang mampu bangkit dari risiko kemiskinan ekstrem. "Esensi dari pertumbuhan pembangunan berkelanjutan adalah memberantas kemiskinan untuk menghilangkan deprivasi," ujarnya saat menjadi pembicara dalam pertemuan tingkat tinggi bersama Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (Ecosoc) di Markas PBB New York, Amerika Serikat (24/9).