Denpasar (Antaranews Bali) - Begitu keluar Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, obor Asian Games yang dibawa Bupati Banyuwangi (Jawa Timur) H. Abdullah Azwar Anas itu langsung disambut kesenian "Bleganjur" yang dimainkan pelajar.
Ya, saat memasuki Kelurahan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, sebagai pintu gerbang Pulau Bali, ratusan pelajar memang menyambut obor Asian Games itu, Senin (23/7) pagi.
"Tidak hanya di lokasi serah terima obor, sambutan dari pelajar juga kami arahkan di sepanjang jalan raya Denpasar-Gilimanuk yang menjadi rute perjalanan obor Asian Games," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga Jembrana I Putu Eka Swarnama.
Khusus di Teluk Gilimanuk yang menjadi lokasi penyerahan api Asian Games dari Provinsi Jawa Timur ke Bali, selain pelajar yang berderet di pinggir jalan, pihaknya juga menyiapkan kesenian khas Kabupaten Jembrana.
Setelah serah terima dengan Bupati Jembrana I Putu Artha di objek wisata Teluk Gilimanuk, sambil beristirahat sejenak, rombongan pembawa obor disuguhi musik jegog yang merupakan seni musik khas Jembrana, serta tarian makepung yang menjadi identitas kabupaten tersebut.
"Setelah mendapat campuran api biru dari kawah Ijen di Banyuwangi, kami serahkan api Asian Games ini kepada Kabupaten Jembrana untuk dilanjutkan," kata Azwar Anas, saat menyerahkan api tersebut kepada I Putu Artha.
Oleh Putu Artha, setelah api dipindahkan ke obor, ia serahkan kepada pelajar putri yang berlari dengan pengawalan segenap unsur mulai dari TNI, Polri, pelajar dan lain-lain.
Untuk mencapai gelung kori atau penanda masuk dan keluar Kelurahan Gilimanuk, pelari pembawa obor terlebih dahulu diganti, namun mereka tetap dengan sambutan masyarakat dan pelajar di sepanjang rute.
Sampai di gelung kori, obor dibawa melintas di jalan raya Denpasar-Gilimanuk menuju Kabupaten Tabanan, dengan sepanjang jalan disambut pelajar SD sampai SMA.
Khusus di Kelurahan Gilimanuk, pihaknya minta seluruh sekolah mengajak muridnya menyambut obor Asian Games, sedangkan di sepanjang rute hingga Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan yang menjadi desa perbatasan dengan Kabupaten Tabanan, cukup sekolah di pinggir jalan raya.
Wisatawan antusias
Sesampai di Kuta, Bali, suasana penyambutan kirab api obor Asian Games pun berlangsung meriah, karena ribuan masyarakat, pelajar dan wisatawan tampak ramai membanjiri bahu jalan untuk menyaksikan api abadi tiba di tempat itu.
Pada Senin (23/7) sore sekitar Pukul 15.50 WITA, api obor yang dibawa langsung oleh Menko PMK Puan Maharani itu disambut dengan lantunan musik khas Bali jenis Bleganjur dan ratusan pelajar dari berbagai sekolah di Kabupaten Badung dengan mengibarkan merah putih sepanjang Jalan Raya Kuta.
Api abadi selanjutnya diserahkan Menko Puan kepada artis selancar Hamish Daud selaku Torch Bearer Asian Games 2018, yang akhirnya membawa api obor tersebut untuk surfing sebagai penanda bahwa Bali dikenal wisatawan untuk tempat berolahraga surfing.
Selanjutnya, Hamish Daud menyerahkan kembali api obor kembali itu kepada Menko PMK Puan Maharani untuk diserahkan kepada Gubernur Bali Mangku Pastika dengan diiringi Tari Kecak khas Pulau Dewata. Dalam acara itu, turut dimeriahkan Tari Sekar Jepun yang merupakan maskot Kabupaten Badung.
Wisatawan yang melancong ke Kawasan Kuta juga tampak kagum dan antusias menyaksikan kirab tersebut. "Baru pertama kali ini saya datang ke Bali dapat melihat secara langsung acara api obor Asian Games," kata William Hans, Wisatawan asal Australia itu.
Demikian pula, Putu Andani, seorang pedagang di pesisir Pantai Kuta, yang mengaku baru kali ini melihat api abadi Asian Games dan berkat acara ini dagangannya cukup laris. "Ya, senang saja lihatnya. makin ramai orang ke kuta. Mudah-mudahan Asian Games tahun ini Indonesia bisa raih juara," katanya, singkat.
Setiba di Istana Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali, Senin (23/7) pukul 19.48 Wita, kedatangan obor Asian Games 2018 juga disambut dengan Tarian Hanoman yang diiringi gong tradisional "Bleganjur". Obor datang melalui pintu gerbang utara istana tersebut.
Di Istana Tampaksiring, api abadi gabungan dari India dan Mrapen, Yogyakarta itu, kemudian diserahkan kepada legenda bulutangkis Indonesia Susi Susanti yang telah tiba lebih dahulu di Istana itu.
Didampingi Kepala Istana Tampaksiring Dewa Gde Swarthana, Susi Susanti kemudian membawa obor itu keliling istana yang mulai dibangun setelah kemerdekaan RI itu.
Kedatangan obor Asian Games ke-18 tersebut juga disambut antusias oleh ribuan warga di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring yang sejak sore hari sudah menunggu salah satu momen penting menjelang perhelatan olahraga akbar se-Asia itu.
Antusiasme masyarakat
Meski suasana malam di Tampaksiring cukup dingin karena daerah itu terletak di ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut, namun tidak menyurutkan antusiasme warga menyambut obor Asian Games.
Mereka berbondong-bondong mendekati kawasan istana dan berjajar di pinggir jalan, bahkan sejumlah warga di antaranya membawa bendera Merah Putih.
"Saya bangga untuk pertama kalinya dalam sejarah bisa menyaksikan obor Asian Games," kata seorang warga setempat, I Gusti Ngurah Suadnyana (46).
Warga lainnya juga mengaku antusias karena menjadi saksi sejarah, Tampaksiring dilewati obor Asian Games.
"Semoga ini menambah semangat warga karena Indonesia menjadi tuan rumah. Semoga Indonesia lebih maju dan kami bangga punya atlet yang sudah berjuang," kata seorang warga Dewa Ayu Sri Wedari.
Setelah dibawa berkeliling istana, obor kemudian diserahkan kepada Penjabat Bupati Gianyar Ketut Rochineng. Pemerintah Kabupaten Gianyar dan Istana Tampaksiring pun menggelar atraksi seni, diantaranya tari joged dan kecak yang disaksikan seribuan warga setempat.
Pada Selasa (24/7) pagi, obor Asian Games yang diinapkan semalam di Istana Tampaksiring itu pun bersiap melanjutkan perjalanan Ke Kota Denpasar dengan diiringi sambutam ribuan warga di sekitar Istana Kepresidenan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.
Warga pun berjajar di sepanjang jalan untuk turut melepas iring-iringan obor Asian Games 2018 menuju Denpasar. "Saya merasa bangga obor Asian Games singgah di Tampaksiring, sekaligus menjadi saksi sejarah," kata seorang warga Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Ayu Putri.
Warga lainnya juga mengaku hal yang sama sekaligus ikut menyemarakkan serangkaian kegiatan pada perhelatan olahraga akbar empat tahun sekali di Asia itu.
"Saya tidak mau ketinggalan, melihat iring-iringan obor saja sudah senang. Apalagi singgah di Tampaksiring," ucap warga setempat, Ngurah Adi, saat menyaksikan iring-iringan obor Asian Games yang keluar dari Istana Tampaksiring, Selasa (24/7) sekitar pukul 08.00 Wita.
"Demam" Asian Games
Akhirnya, api abadi gabungan dari India dan Mrapen Yogyakarta itu diserahkan oleh Kepala Istana Kepresidenan Tampaksiring Dewa Gde Swarthana kepada Penjabat Bupati Gianyar Ketut Rochineng yang membawa obor itu dengan iring-iringan menuju kawasan Ekowisata Subak Sembung, Denpasar.
Jarak dari Istana Tampaksiring di Kabupaten Gianyar sekitar 32 kilometer menuju Ekowisata Subak Sembung di Peguyangan, Denpasar, namun di Ekowisata itu disambut Menteri Pariwisata Arief Yahya dan selanjutnya dibawa ke Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandi) Renon, Denpasar.
Dari Bajra Sandi, obor selanjutnya dibawa ke patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Jimbaran, Kabupaten Badung untuk diinapkan selama semalam. Selama bermalam di Jimbaran, PT Telkom menyambut dengan Festival Park GWK "Energi Merah Putih untuk Indonesia" dengan Padi Band.
Pada Rabu (25/7) pagi, obor diterbangkan ke Mataram, NTB, melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Namun, Selasa (24/7) siang, ribuan pelajar dan masyarakat Kota Denpasar terlihat mengelu-elukan obor itu di sepanjang jalan yang dilewati.
Dengan membawa bendera merah putih, para pelajar Kota Denpasar pun menyerukan "Asian Games...Asian Games..." hingga menambah "demam" terhadap Obor Asian Games yang akan mengeliling 50 kota di Indonesia itu. Sementara itu, LKBN Antara juga meluncurkan : asiangames.antaranews.com
Suasana "demam" juga ditandai dengan ratusan pesepeda dan kendaraan motor, serta puluhan motor tua, yang mengiringi pawai obor yang diserahkan penjabat Bupati Gianyar Ketut Rochineng kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya dan akhirnya kepada Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra itu.
Menurut Menpar Arief Yahya, Indonesia sebagai tuan rumah dapat menjadikan kirab Obor Asian Games 2018 dan kegiatan lain dalam rangka Asian Games 2018 sebagai bagian dari promosi tujuan/destinasi wisata di Nusantara.
"Dengan ajang Asian Games di Indonesia, kami dari Kementerian bisa gencar mempromosikan tempat-tempat wisata di Nusantara, termasuk Palembang dan Jakarta yang menjadi tempat penyelenggaraan perhelatan tingkat Asia itu," katanya di Denpasar (24/7).
Setelah berkeliling kota, api Obor Asian Games itu diserahkan oleh Wali Kota Denpasar Rai Dharmawijaya Mantra kepada panitia Provinsi Bali di titik nol Denpasar (patung Catur Muka), serta Ade Rai, salah satu atlet binaraga Indonesia yang juga turut menyambutnya.
"Ini sungguh kesempatan yang luar biasa. Apalagi saya sebagai putra daerah, dapat membawa obornya di Bali. Kapan lagi, bisa ada kegiatan seperti ini. Saya berharap kesempatan langka menjadi tuan rumah Asian Games, akan lebih menyemarakkan kegiatan berolahraga di Indonesia," katanya. (WDY)
(Tim Antaranews Bali: Gembong Ismadi, Made Surya, Dewa Wiguna, Komang Suparta, Ni Luh Rhismawati, N Fikri Yusuf)
Wisatawan-masyarakat Bali pun "demam" Asian Games (Round Up)
Selasa, 24 Juli 2018 20:06 WIB
Baru pertama kali ini saya datang ke Bali dapat melihat secara langsung acara api obor Asian Games (William Hans, Wisatawan asal Australia)