Surabaya (Antaranews Bali) - Jajaran Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali menggandeng para awak media dari Pulau Dewata untuk "belajar" tentang pengelolaan dan pengolahan sampah ke Kota Surabaya, Jawa Timur, 17-19 Juli 2018.
"Melalui kunjungan ini, kami berharap Bali bisa mencontoh kiat-kiat Pemerintah Kota Surabaya demi menjadikan Bali yang bersih dan hijau," kata Kepala Bagian Data dan Publikasi Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Ida Bagus Surja Manuaba yang juga pimpinan rombongan kunjungan tersebut, di Surabaya, Rabu.
Pihaknya sangat mengapreasiasi kebersihan dan penataan Kota Surabaya, di bawah kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini, Kota Pahlawan ini menjelma menjadi kota yang asri dan indah, bahkan berkali-kali meraih prestasi di tingkat Asia.
Kota Surabaya juga telah menjadi "role model" bagi banyak kota/kabupaten di Indonesia dalam hal pengelolaan sampah melalui program 3 R yaitu reduce (pengurangan), reuse (penggunaan kembali) dan recycle (daur ulang) sampah.
Sebelumnya, Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kota Surabaya Hidayat Syah saat menerima kunjungan Humas Pemprov Bali beserta awak media mengatakan ada banyak inovasi telah dilakukan Pemkot Surabaya dalam pengelolaan sampah yang selaras dengan upaya mewujudkan Indonesia Bersih Sampah pada 2020.
Pemkot Surabaya, lanjut dia, telah berusaha untuk mengurangi volume sampah yang dibawa ke TPA Benowo. Sampah harus dipilah dulu secara mandiri di tingkat rumah tangga, untuk menghindari over kapasitas di TPA Benowo. "Karena jumlah sampah yang masuk ke TPA kira-kita sebesar 1.590 ton per hari, jadi jika tidak dipilah TPA tidak akan muat," ujar Hidayat Syah.
Selain pemilahan sampah mandiri dari rumah-rumah warga, Pemkot Surabaya juga memiliki 26 rumah kompos. Pemkot juga memiliki pusat daur ulang sampah di Jambangan dan juga di Sutorejo. Di setiap kelurahan ada fasilitas lingkungan yang berperan untuk mengedukasi masyarakat perihal pentingnya pengelolaan sampah dari rumah.
"Sampah-sampah yang diangkut ke TPA, diangkut pakai mobil compactor, tidak lagi memakai bak terbuka. Meskipun belum semua. Tetapi kami usahakan semua (bak) tertutup," kata Hidayat.
Ke depan, selain terus mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Benowo, Pemkot Surabaya juga fokus mencegah timbunan sampah menuju ke pantai/laut.
Untuk mendukung upaya Surabaya menjadi Kota yang Bersih dan Hijau, pemerintah telah menggelontorkan dana sebesar Rp600 miliar dari jumlah APBD total Pemkot yaitu sebesar Rp9,2 triliun. Dana sebesar itu digunakan sebagai dana pemeliharaan tanaman, kebersihan, gaji pegawai serta pembayaran penerangan jalan umum.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga tidak berhenti untuk mengajak warga turut merawat kebersihan kota. "Ada berbagai cara kami terapkan, mulai dari memberikan hukuman denda bagi warga yang melanggar hingga lomba kebersihan. Ada pula, naik bus bayar dengan sampah plastik, dan sebagainya," ucapnya.
Dengan berbagai upaya itu, Hidayat berharap ke depan Surabaya bisa mempertahankan bahkan meningkatkan kebersihan dan keasrian kota. (ed)
Baca juga: Siswa Surabaya bayar bus dengan sampah plastik
Baca juga: Siswa Badung minati program inovasi "sampah plastik tukar buku"