Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya memberikan perhatian khusus kepada 11 istri kesatria KRI Nanggala 402, terutama yang ber-KTP Surabaya, salah satunya dengan memberikan pekerjaan dan pelatihan kerja.
"Kami telah memberikan beasiswa pada putra-putrinya, kemudian kami memberikan apa yang dibutuhkan oleh istri para prajurit itu untuk keluarganya. Ada yang meminta pelatihan menjahit, bantuan modal usaha, dan ada yang kami jadikan tenaga kontrak," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat menyerahkan bantuan kepada mereka di Balai Kota Surabaya, Kamis.
Ia mengatakan intervensi yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya merupakan tindak lanjut dari komitmen pemerintah untuk memberikan dukungan penuh, baik terhadap kebutuhan pendidikan anak, hingga pendapatan para istri patriot ksatria KRI Nanggala 402.
Baca juga: 86 anak awak KRI Nanggala 402 terima Beasiswa Unggulan hingga sarjana
Pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan memberikan pendampingan kepada para istri prajurit KRI Nanggala 402.
Sebab, Pemkot Surabaya ingin memberikan yang terbaik untuk para pejuang negara Indonesia, khususnya dari Kota Surabaya.
"Pemkot Surabaya tidak akan pernah berhenti sampai di sini saja. Kami akan lakukan juga untuk warga MBR dan setelah ini kami juga akan berkonsentrasi kepada anak-anak yang orang tuanya meninggal karena COVID-19," katanya.
Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmada II Kolonel Laut (P) Wirawan Ady Prasetya menyampaikan terima kasih atas perhatian yang telah diberikan oleh Pemkot Surabaya kepada istri patriot kesatria KRI Nanggala 402.
"Saya sangat bahagia, bangga, dan berterima kasih atas perhatian yang diberikan bapak wali kota kepada para istri dari pahlawan KRI Nanggala 402, yang sudah mengabdikan diri dan memberikan hidupnya kepada nusa dan bangsa. Saya yakin atas perhatian ini semua akan sangat bermanfaat untuk kehidupan keluarga yang ditinggalkan," katanya.
Baca juga: Pangkoarmada II: KRI Nanggala murni kecelakaan, bukan meledak
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A) Surabaya Antiek Sugiharti menyatakan intervensi kepada para istri patriot kesatria KRI Nanggala 402 adalah bagaimana mereka bisa menjadi tulang punggung untuk keluarga.
"Sebagaimana komitmen Pak Wali Kota dengan Ibu Ketua TP PKK memberikan dukungan penuh. Kemudian, kami berkomunikasi bagi istri-istrinya yang belum memiliki aktivitas dan ingin menambah pendapatan untuk keluarganya. Akhirnya ada 11 dari 18 istri tersebut yang bisa kita lakukan intervensi. Untuk tujuh lainnya, mereka sudah memiliki kegiatan atau pekerjaan," katanya.