Karangasem (Antaranews Bali) - Ratusan warga asal Banjar Temukus dan Kesimpar, Desa Besakih, Kabupaten Karangasem, Bali, yang berada di kawasan seputar Gunung Agung, mulai berdatangan di Kantor UPTD Rendang, Karangasem, untuk mengungsi, setelah sempat terjadi erupsi strombolian.
"Kami mengungsi karena letusan Senin (2/7) malam itu terdengar keras dan langsung terlihat api yang besar," ujar Nyoman Suara, warga asal Kesimpar yang mengungsi di kawasan tersebut, Selasa.
Ketika terjadi letusan tersebut, katanya, ia bersama keluarga sudah tidur. Namun, mereka terbangun setelah mendengar suara dentuman dari kawah Gunung Agung tersebut.
"Suaranya kencang seperti bom. Kami langsung lari turun gunung menyelamatkan diri. Barang-barang semua kami tinggal di rumah," katanya.
Komang Putri, warga pengungsi lainnya mengatakan ia bersama keluarga memilih mengungsi di Kantor UPTD Rendang, karena takut akan terjadi letusan lagi.
"Kami takut, makanya memilih mengungsi saja. Waktu erupsi tahun lalu kami juga mengungsi disini," ujarnya.
Sebelum menempati lokasi pengungsian di Kantor UPTD tersebut, para pengungsi tampak membersihkan halaman UPTD dan mulai memberi batas-batas tempat yang akan digunakan beristirahat. "Saya dulu enam bulan mengungsi disini, jadi yang saya bersihkan ini ya tempat saya dulu," kata Nyoman Suara.
Sementara itu, Kasi Perlindungan Sosial Korban Bencana Pemkab Karangasem, Ngurah Ketut Arnawa menjelaskan, pihaknya siap menyediakan logistik bagi para pengungsi sementara tersebut.
"Stok logistik ada yang kami ambil dari Pos Tanah Ampo yang merupakan sisa logistik erupsi sebelumnya," katanya.
Untuk mengantisipasi pengungsi yang dapat terus bertambah, ia mengaku siap menambah personel dari berbagai pihak untuk melayani kebutuhan para pengungsi.
Sementara itu, hingga Selasa (3/8) pukul 18.00 WITA tercatat 2.731 orang mengungsi di 28 titik pengungsian di Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Gianyar. (ed)