Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengimbau masyarakat Pulau Dewata tetap menjaga keamanan dan kondusivitas wilayah setelah pelaksanaan pilkada serentak.
"Di sini hanya ada dua pasangan calon yang semuanya itu adalah putra-putra terbaik kita, dan semua sudah pernah menjadi pemimpin dan bahkan ada yang masih duduk sebagai pemimpin," kata Pastika, di Denpasar, Rabu.
Oleh karena itu, dia meminta warga Bali senantiasa menjaga kondusivitas wilayah agar tetap damai dan bisa menerima apapun hasilnya.
Selain itu, Pastika mengingatkan Bali ke depan akan menghadapi hajatan Internasional yakni World Bank Annual Meeting yang akan dihadiri oleh 189 negara, lebih dari 15 ribu utusan partisipan dan lebih dari 50 ribu orang sekaligus menyertakan lebih dari 5.000 wartawan yang akan datang dari seluruh dunia.
Menurut dia, Bali akan diekspos besar-besaran. Oleh karenanya, pemimpin baru Bali ke depan diharapkan terus berkoordinasi dengan aparat keamanan baik itu TNI, Polri, pecalang (petugas pengamanan adat) bahkan masyarakat secara umum.
Hal itu karena sukses terlaksananya kegiatan internasional di Bali akan membawa nama besar Bali dan nama besar Indonesia di mata dunia.
"Mari kita pikirkan hal yang lebih besar. Sudahlah apa yang sudah terjadi selama ini dalam kampanye misalnya ada yang tersinggung ada yang merasa kurang diperhatikan dan sebagainya jangan dipendam, sebaiknya dikubur dalam-dalam dan mari kita berpikir panjang ke depan. Jangan merendahkan yang kalah dan yang kalah juga harus waspada yang tidak perlu banyak lagi hujat-menghujat," ucapnya.
Sebagai titipan untuk pemimpin Bali terpilih nantinya, Gubernur Pastika menginginkan agar program Bali Mandara yang masih relevan dan masih dibutuhkan oleh masyarakat secara luas untuk dapat dilanjutkan dan disempurnakan lagi.
"Tentu kemudian kalau yang memang sudah tidak relevan ya harus distop karena waktu bergerak terus, `kan zaman adalah tantangan yang terus berubah tidak selamanya sama," ujarnya.
Dia menambahkan masih terdapat beberapa permasalahan yang harus dihadapi pemimpin Bali terpilih nanti, yakni salah satunya adalah mengatasi kemacetan yang masih terjadi di beberapa simpang, mengingat sebagian besar penduduk Bali hidup dari dunia pariwisata.
Wisatawan yang datang ke Bali, lanjut dia, pastinya tidak ingin perjalanannya terkendala macet karena mereka akan lebih mengutamakan rasa aman dan nyaman saat berkunjung.
Selain itu, perlu ada pengembangan daerah-daerah lain selain Bali Selatan, mulai dari Karangasem, Tabanan, Buleleng, Jembrana dan Klungkung harus dikembangkan secara merata.
"Demikian juga dengan Revolusi Industri 4.0, semua harus disikapi agar kita tidak terlindas oleh digitalisasi. Yang tidak kalah penting adalah mengambil langkah-langkah untuk pembangunan Bandara Bali Utara yang sudah lama sekali kita tempuh," ujarnya.
Cita-cita yang sudah lebih dari 10 tahun itu, kata dia, memang banyak benturan-benturan akibat kewenangannya tidak 100 persen ada di provinsi selain juga terdapat permasalahan keamanan infrastruktur menuju lokasi bandara, sehingga hal ini bukan hanya menyangkut masalah anggaran yang merupakan aspek non fisik yang harus dipikirkan. (WDY)