Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan hendaknya Hari Suci Galungan yang jatuh pada 30 Mei 2018 dimaknai umat Hindu sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas diri.
"Kita patut bersyukur bisa merayakan Hari Galungan, untuk itu maknai betul perayaannya. Galungan harus bisa mengubah paradigma kita menjadi yang lebih baik sehingga kita layak jadi panutan keluarga dan masyarakat," kata Pastika saat menjadi pembina apel disiplin di halaman kantor pemprov setempat, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, perayaan Hari Suci Galungan yang merupakan peringatan kemenangan dharma (kebenaran) atas adharma (ketidakbenaran), sesungguhnya adharma tersebut ada dalam diri kita sendiri.
Adharma yang dimaksud adalah enam musuh dalam diri kita sendiri (Sad Ripu) serta tujuh kegelapan (Sapta Timira). "Sad Ripu dan Sapta Timira inilah yang sesungguhnya harus kita perangi. Kita harus bisa mengalahkannya. Itulah sesungguhnya makna kemenangan dharma atas adharma," ucapnya.
Orang nomor satu di Bali itu menambahkan, perayaan Hari Raya Galungan yang diperingati setiap 210 hari sekali itu hendaknya diisi dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat dan berguna sesuai yang diajarkan dalam sastra agama Hindu.
"Dengan demikian, rangkaian kegiatan Hari Galungan bisa membawa perubahan dan tidak terlewati begitu saja. "Galungan harus bisa mengubah paradigma kita menjadi yang lebih baik," ujar mantan Kapolda Bali itu.
Pada akhir arahannya, dalam apel disiplin yang diikuti Sekda Provinsi Bali, dan pejabat eselon 2,3,4 serta staf di lingkungan Setda Provinsi Bali, Gubernur Pastika juga mengingatkan jajarannya untuk bekerja sebaik-baiknya berdasar pada norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK).
Pastika pun meminta agar pekerjaan yang belum terselesaikan agar segera dikerjakan serta memeriksa kembali pekerjaan yang telah selesai dikerjakan agar nantinya tidak ada kesalahan dan menjadi temuan BPK. (WDY)