Denpasar (Antara Bali) - Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral menggelar lokakarya dalam mewujudkan kemandirian energi dan sekaligus menyukseskan program biogas rumah (BIRU) di Sanur Bali.
"Lokakarya akan digelar Kamis (28/7) melibatkan instansi terkait di Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Papua, sejumlah lembaga penyedia kredit dan swasta," kata panitia kegiatan tersebut Marite Hutapea di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, dalam pertemuan sehari tersebut akan membahas berbagai kemajuan program beogas rumah, serta tantangan yang dihadapi selama proses implementasi.
Masukan dan tanggapan dari para pemangku kepentingan terkait itu juga akan digalang untuk kemajuan program beogas rumah di masa datang.
Marite Hutapea menjelaskan, program BIRU merupakan rintisan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Belanda, yang dimulai sejak Mei 2009.
Program tersebut diimplementasikan oleh Hivos, sebuah lembaga kemanusiaan untuk kerja sama pembangunan yang berbasis di Belanda, bermitra dengan Kementerian ESDM Republik Indonesa melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE).
Melalui program Biru, Hivos memberikan subsidi senilai Rp2 juta per reaktor berupa peralatan, bukan berupa uang tunai.
Biru dalam pelaksanaan programnya bekerja sama dengan sejumlah organisasi lokal antara lain lembaga swadaya masyarakat (LSM), koperasi dan pihak swasta yang berperan sebagai mitra pembangun.
Di Bali, program tersebut menggandeng lima mitra pembangun terdiri atas Yayasan BOA, Yayasan Manikaya Kauci, Yayasa IDEP, Yayasan Sunari, dan CV Mitra Usaha Mandiri.
Biru kini sedang menjajagi kemitraan dengan lembaga keuangan mikro untuk penyediaan kredit berbunga rendah untuk masyarakat calon pengguna energi alternatif itu.
Program Biru hingga akhir Juni 2011 berhasil membangun 3.143 unit reaktor biogas rumah yang tersebar di tujuh provinsi di Indonesia meliputi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan dan Bali.
Di Bali terdapat 96 unit reaktor biogas rumah tangga tersebar pada tujuh kabupaten meliputi Buleleng, Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, dan Klungkung.
Program tersebut mempunyai sasaran untuk membangun 8.000 unit reaktor pada akhir 2012, tutur Marite Hutapea.(*)