Negara (Antaranews Bali) - Berkali-kali razia yang dilakukan Dinas Peridustrian, Perdagangan Dan Koperasi Jembrana, Bali ke warung-warung selalu menemukan peredaran "kosmetik berbahaya".
Jawaban yang disampaikan pedagang penjual kosmetik ilegal tersebut rata-rata sama, yaitu mereka tidak tahu kalau produk kecantikan itu dilarang beredar karena membahayakan konsumen.
"Razia terhadap warung-warung akan terus kami lakukan, termasuk koordinasi dengan BPOM untuk menindaklanjuti temuan kosmetik berbahaya maupun makanan yang tidak layak edar," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Jembrana Made Budhiarta, dalam berbagai kesempatan.
Namun, sulitnya memutus mata rantai peredaran kosmetik berbahaya, juga tidak lepas dari larisnya produk tersebut di pasaran.
Salah seorang pemilik warung yang minta namanya tidak disebutkan, mengatakan, cukup banyak konsumen yang membeli kosmetik, khususnya untuk membuat wajahnya lebih putih dan halus.
"Soal berbahaya atau tidak saya juga kurang tahu, yang jelas kosmetik untuk membuat wajah putih dan kinclong harganya murah, hanya puluhan ribu rupiah," katanya.
Ia mengakui, dari beberapa wanita yang menjadi pelanggannya, mereka bisa mendapatkan hasil wajah sesuai harapan dalam waktu yang cepat.
Bahkan, pedagang ini dengan setengah berolok-olok mengatakan, mudah menandai wanita yang menggunakan kosmetik khusus untuk memutihkan wajah, yaitu apabila warna kulit wajah dan bagian tubuh lainnya semisal tangan atau kakinya berbeda.
"Wajahnya putih, mulus dan kinclong, tapi warna kulit tangan atau kakinya hitam bahkan kusam, berarti ia menggunakan kosmetik dengan efek memutihkan kulit wajah secara cepat," katanya.
Salah seorang ibu rumah tangga dengan ciri-ciri seperti yang disebutkan pedagang tersebut mengatakan, dirinya tidak tahu kalau kosmetik yang bisa memutihkan wajah dalam waktu singkat berbahaya bagi kesehatannya.
Ia mengatakan, yang terpenting dirinya bisa mendapatkan wajah cantik dengan biaya kosmetik yang murah, tanpa berpikir efek negatif jangka panjangnya.
Bahkan karena merasa sekitar satu tahun terakhir ia memakai kosmetik yang dibeli di warung tanpa peduli dengan kandungan formulanya serta izin edar dari institusi terkait, dan tidak ada dampak negatif terhadap kesehatannya, ibu rumah tangga ini mengatakan, akan tetap memakainya.
Kosmetik dengan harga murah dan mendapatkan hasil nyata dalam waktu singkat, meskipun berbahaya, banyak menjadi pilihan kaum wanita dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah.
Beredarnya kabar ada wanita yang menderita sakit pada kulitnya, bahkan sampai meninggal dunia, tidak membuat mereka takut atau sekadar berpikir untuk menghindari produk-produk tersebut.
Mercury Rusak Kulit
Dalam setiap razia yang dilakukan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Jembrana, produk kosmetik ilegal yang ditemukan rata-rata untuk kebutuhan perawatan wajah dalam bentuk cream.
"Bagi pedagang yang membandel dengan masih menjual produk berbahaya, kami berikan teguran keras tertulis, yang jika masih dilanggar pasti ada konsekuensi hukumnya," kata Budhiarta.
Sampai saat ini, dinas tersebut belum bisa menemukan pengedar kosmetik berbahaya tersebut, karena pedagang mengaku kedatangan pemasoknya tidak menentu.
Penelusuran di lapangan, khususnya dari keterangan beberapa pemilik warung, pengedar kosmetik ilegal tersebut mencampurnya dengan produk lainnya seperti makanan dan rokok sehingga memang sulit dilacak.
Dengan alur peredaran seperti itu, hanya kesadaran masyarakat untuk menghindari pemakaian kosmetik berbahaya yang bisa menghentikan peredarannya.
Saat tidak ada lagi konsumen yang mau menggunakannya, otomatis pengedar juga tidak akan memasarkannya di Kabupaten Jembrana karena tidak ada pembeli.
Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta MKes mengingatkan berbahayanya penggunaan kosmetik ilegal, karena bisa menyebabkan kanker kulit akibat kandungan zat yang seharusnya tidak boleh digunakan dalam produk kecantikan.
"Kandungan mercury yang tinggi dalam jangka panjang justru akan merusak kulit. Jadi wajah yang putih itu hanya sesaat, karena lama-lama akan pudar bahkan berefek negatif terhadap kesehatan pemakai," katanya.
Dalam skala tertentu, katanya, penumpukan zat berbahaya di kulit juga akan memicu penyakit yang bisa menyebabkan kematian.(GBI)
Kecantikan dan "kosmetik berbahaya"
Selasa, 27 Maret 2018 7:58 WIB