Denpasar (Antaranews Bali) - Provinsi Bali menghasilkan devisa 3,121 juta dolar AS dari ekspor patung dan aneka jenis cenderamata berbahan baku kayu selama Desember 2017, namun nilainya merosot 1,017 juta dolar AS (24,50) persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya (November 2017) mencapai 4,139 juta dolar AS.
"Perolehan devisa itu dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya juga menurun sebesar 1,018 juta dolar AS atau 24,60 persen, karena pengapalan patung ke luar negeri pada Desember 2016 menghasilkan 4,140 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, mata dagangan hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin dan seniman itu, mampu memberikan kontribusi sebesar 6,61 persen dari total nilai ekspor Bali mencapai 47,222 juta dolar AS selama bulan Desember 2017 atau meningkat 1,32 juta dolar AS (2,88 persen) dibanding bulan sebelumnya tercatat 45,901 juta dolar AS.
Demikian pula total perolehan devisa Bali tersebut dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya meningkat 5,81 juta dolar AS atau 14,03 persen, mengingat pada Desember 2016 pengiriman aneka jenis komoditas itu menghasilkan 41,11 juta dolar AS.
Adi Nugroho menjelaskan, patung dan aneka jenis cenderamata berbahan baku kayu tersebut merupakan salah satu dari lima komoditas andalan ekspor Bali, selain ikan dan udang yang memberikan andil 36 persen, pakaian jadi bukan rajutan 12,95 persen, perhiasan (permata) 11,22 persen, serta produk penerangan rumah 6,23 persen.
Patung dan aneka jenis cenderamata berbahan baku kayu hasil industri kecil skala rumah tangga itu paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat yakni 32,80 persen, menyusul Singapura 5,16 persen, Australia 4,70 persen, China 1,99 persen, Jepang 2,61 persen, Hong Kong 0,30 persen, Taiwan 0,34 persen, Thailand 0,20 persen, Jerman 2,41 persen, dan Prancis 2,80 persen.
Sisanya sebanyak 46,70 persen menembus berbagai negara lain di belahan dunia, karena aneka jenis patung hasil kreativitas seniman Bali dalam berbagai bentuk dan ukuran itu, sangat disenangi konsumen mancanegara.
Sentra kerajinan pengembangan patung dan aneka jenis cenderamata berbahan baku kayu terdapat di Kabupaten Gianyar, karena sebagian besar masyarakat di daerah perdesaan menggeluti usaha tersebut.
Masyarakat setempat selain memproduksi patung dari bahan baku kayu, juga mengerjakan karya seni serupa dari bahan batu padas yang juga menembus pasaran luar negeri, terutama untuk kelengkapan membuat taman, ujar Adi Nugroho. (WDY)