"Aneka jenis patung hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin dan seniman Bali itu menembus pasaran luar negeri yakni paling banyak pasaran AS, menyusul Spanyol 9,45 persen, Perancis 7,41 persen dan Italia 5,49 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Senin.
Selanjutnya, juga diserap pasaran Australia 3,34 persen, Jepang 4,27 persen, China 0,08 persen, Singapura 1,11 persen, Hong Kong 0,47 persen, Jerman 2,96 persen dan sisanya 46,01 persen ke berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Bali menghasilkan devisa dari ekspor patung dan aneka jenis cendera mata dari bahan baku kayu sebesar 4,199 juta dolar AS selama bulan Februari 2018, atau meningkat 238.810 dolar AS atau 5,92 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Januari 2018) yang tercatat 3,96 juta dolar AS.
Perolehan devisa tersebut dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya meningkat tipis hanya 7.789 dolar AS, atau 0,19 persen, karena pengapalan aneka jenis patung selama Januari 2017 itu meraup devisa sebesar 4,191 juta dolar AS.
Adi Nugroho menambahkan, pengapalan aneka jenis patung tersebut mampu memberikan kontribusi sebesar 9,28 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 45,26 juta dolar AS selama bulan Februari 2018, menurun 4,44 juta dolar AS atau 8,93 persen dari bulan sebelumnya (Januari 2018) yang mencapai 49,70 juta dolar AS.
Namun total ekspor Bali dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya meningkat tipis 110.657 dolar AS atau 0,25 persen, karena total ekspor Bali bulan Februari 2017 sebesar 45,15 juta dolar AS.
Adi Nugroho menambahkan, patung dalam berbagai bentuk dan ukuran hasil kreativitas seniman dan perajin Bali itu merupakan salah satu dari lima komoditas andalan ekspor Bali.
Selain patung adalah produk ikan dan udang yang memberikan kontribusi 24,69 persen, pakaian jadi bukan rajutan 16,55 persen, perhiasan (permata) 11,17 persn, serta perabot dan penerangan rumah 6,13 persen.
Sentra kerajinan pengembangan patung dan aneka jenis cendera mata berbahan baku kayu terdapat di Kabupaten Gianyar, karena sebagian besar masyarakat di daerah pedesaan itu menggeluti usaha kerajinan kreatif tersebut.
Melihat peluangnya yang sangat menjanjikan dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, usaha kerajinan patung dan aneka jenis cendera mata dari bahan baku kulit kini juga berkembang di tujuh kabupaten dan satu kota lainnya di Bali.
"Usaha tersebut tidak semata-mata membuat patung, namun aneka jenis cenderamata lain yang unik dan menarik yang sangat diminati konsumen luar negeri, disamping dibeli oleh wisatawan mancanegara dalam menikmati liburan di Bali," ujar Adi Nugroho. (WDY)