Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta pemerintah kabupaten/kota bersama-sama mengeroyok dan mencari solusi untuk mempercepat upaya pengentasan kemiskinan di daerah itu.
"Mari kita semua gotong royong, kita keroyok istilahnya. Sudah tahu kurang berdaya, bagaimana cara berdayanya, carikan solusi," kata Pastika di sela-sela memimpin Rapat Evaluasi Kegiatan Pembangunan Provinsi Bali Semester II/2017 di Denpasar, Selasa.
Dia mencontohkan, kalau sudah tahu di Kabupaten Karangasem dan Buleleng yang saat ini paling tertinggi angka kemiskinannya, maka semestinya semua bergotong royong dan bersinergi untuk paling banyak membantu dua kabupaten tersebut.
Pastika menambahkan, berdasarkan data yang dipaparkan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, meskipun secara umum angka kemiskinan di Bali menurun, kini ratio juga membaik, dan angka pengangguran menurun, tetapi ternyata 70 persen orang miskin yang bekerja tetap miskin.
"Sebenarnya bekerja, bukan nganggur, tetapi kok miskin? Berarti, kualitas pekerjaannya yang tidak menghasilkan uang yang cukup. Inilah yang harus menjadi pemikiran kita," ujarnya.
Di samping itu, dia juga menyoroti kabupaten/kota yang angka persentase kemiskinannya kecil, tetapi jika dilihat jumlah orangnya itu besar. Misalnya saja untuk Kabupaten Klungkung, persentasenya tinggi, namun jumlah orangnya 11 ribu. Sedangkan di Denpasar, persentasenya lebih kecil, tetapi jumlahnya sekitar 22 ribu. Demikian juga untuk di Kabupaten Badung, jumlah jiwanya lebih besar dibandingkan Klungkung.
"Hasil survei BPS ini seharusnya menjadi kompas dan pelita kita. Bukan hanya bupati/wali kota yang berpikir, tetapi kita semua berpikir apa yang harus dilakukan," katanya.
Pastika pun mendorong Pemerintah Kabupaten Karangasem yang angka kemiskinannya paling tinggi di Bali (6,55 persen) supaya mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan.
"Di Karangasem, satu hari lebih dari 5.000 truk pasir yang keluar masuk. Selain itu, objek wisatanya juga banyak seperti Amed, Tulamben, Candidasa, dan ada Pelabuhan Padangbai. Seharusnya dari situ bisa hidup, caranya bagaimana, tentu harus dipikirkan dan dikaji," ucapnya.
Orang nomor satu di Bali itu menambahkan, selama ini uang dari pemerintah provinsi dan pusat juga lumayan besar tertuju untuk Karangasem. "Dengan PAD Karangasem Rp198 miliar, sedangkan APBD atau belanjanya Rp1,6 triliun. Berapa duit dari luar itu, selisihnya itu adalah bantuan pemerintah pusat dan provinsi," kata Pastika. (nym)