Gianyar (Antara Bali) - Empat kawasan di Bali kembali diusulkan sebagai warisan budaya dunia kepada UNESCO, sebuah lembaga dunia yang menangani bidang kebudayaan (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).
Keempat kawasan itu Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan di Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Taman Ayun, Kabupaten Badung, Catur Angga Batukaru, Kabupaten Tabanan dan kawasan Danau Batur, Kabupaten Bangli, kata Prof Dr Parimartha, ketua tim ahli perlindungan cagar budaya Bali di Gianyar, Rabu.
Ia mengatakan hal itu ketika mengadakan pertemuan dengan Bupati Gianyar, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Wakil Bupati Gianyar, Dewa Made Sutanaya dan Sekda Kabupaten Gianyar, Tjokorda Putra Nindia.
Pengusulan kembali keempat kawasan itu, setelah sebelumnya tiga kawasan itu pada tahun 2008 sempat ditunda sebagai warisan budaya dunia.
Kepala Dinas Kebudayaan Bali, I Ketut Suastika mengatakan, Bali memiliki potensi warisan budaya yang sangat kaya, termasuk empat kawasan yang diusulkan ke UNESCO.
Berbagai keuntungan bisa diperoleh dengan pengakuan warisan budaya dunia oleh UNESCO antara lain dukungan kelestarian budaya, meningkatkan daya tarik wisata dengan bertambahnya warisan budaya dunia di Bali,
Selain itu mempermudah akses terhadap tenaga ahli Internasional, dukungan biaya internasional, dan akses jaringan dunia lainnya.
Ia menjelaskan pemerintah provinsi mengharapkan dukungan pemerintah kabupaten dalam memberikan kemudahan dan prioritas perlindungan kawasan dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten maupun peraturan Bupati lainnya.
Parimartha, tim ahli perlindungan DAS Pakerisan menambahkan, kawasan itu secara historis memiliki peninggalan warisan budaya yang sangat kaya dari hulu hingga hilir sungai, diantaranya kawasan Tirta Empul, Manukaya dan Gunung Kawi, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.
Namun untuk dapat menjadi kawasan pelestarian budaya dunia diperlukan sinergi berbagai elemen termasuk sistem subak yang menjadi inti kebudayaan.
DAS Pakerisan perlu mendapat dukungan dan peran serta masyarakat untuk selalu menjaga sumber air dan kelestarian derah aliran sungai.
Adapun sub Kawasan DAS Pakerisan yang akan diajukan sebagai warisan budaya dunia meliputi kawasan Subak Pulagan dan Subak Kulub, Pura Tirta Empul, Pura Mengening, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar serta kawasan Gulingan, Kabupaten Badung.
Bupati Gianyar, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyambut baik atas usulan Pemerintah Provinsi Bali untuk menjadikan DAS Pakerisan sebagai salah satu warisan budaya dunia di UNESCO.
Ia mengaku Pemerintah Kabupaten Gianyar senantiasa akan mendukung kegiatan Pelestarian DAS Pakerisan sebagai warisan budaya dunia baik melalui regulasi serta aturan maupun usaha guna mendorong masyarakat untuk turut serta menjaga kelestarian DAS Pakerisan.
Bupati yang akrab disapa Cok Ace itu juga menyampaikan hambatan utama dari pelestarian DAS Pekerisan karena adanya dilema antara pelestarian lingkungan dengan kegiatan alih fungsi lahan
oleh penduduk.
Namun pemerintah optimis masyarakat akan turut serta menjaga kawasan DAS Pakerisan selama kegiatan pelestarian tersebut dapat memberikan umpan balik terhadap kesejahteraan masyarakat.
Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Kabupaten Gianyar, I Wayan Mupu menyambut baik dengan diajukannya DAS Pakerisan sebagai warisan budaya dunia, hal ini tentunya akan memberi dampak positif bagi masyarakat, baik secara ekonomi, budaya dan sosial.
Namun dalam kesempatan itu, Mupu juga mengharapkan agar pihak instasi terkait segera melakukan sosialisasi kepada masyarakat, sehingga tidak menimbulkan salah persepsi.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Ketut Suastika menyampaikan, dalam bulan September, UNESCO akan datang melakukan verifikasi terhadap empat kawasan di Bali yang akan diajukan sebagai warisan budaya dunia.
Hasil nantinya akan ditetapkan pada bulan Juni sampai bulan Juli 2012 dalam sidang UNESCO di Paris, Prancis.
Hal yang perlu mendapat perhatian selaian keseiumbangan konsep Tri Hita Karana, juga masalah pengelolaan sampah yang banyak menjadi sorotan dunia.(*)