Klungkung (Antara Bali) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klungkung, Bali I Putu Widiada menegaskan pemulangan pengungsi Gunung Agung yang tidak masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) bukan disebabkan kekurangan logistik pada unit posko pengungsian di wilayah itu.
"Saya tegaskan pemulangan pengungsi yang tidak masuk kawasan KRB bukan karena terkendala keterbatasan logistik, namun ingin memberikan pengertian kepada masyarakat agar tidak panik dengan isu yang beredar selama ini bahwa daerahnya masuk zona KRB," kata Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada di GOR Sweca Pura Klungkung, Senin.
Hal ini juga menjadi perhatian Gubernur Bali Made Mangku Pastika agar masyarakat yang tidak masuk zona KRB tidak khawatir dan melakukan aktivitas di rumahnya masing-masing dan bekerja seperti hari sebelumnya, sehingga perekonomian masyarakat dapat berjalan lancar.
Ia menegaskan hanya 28 desa yang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Agung yang diwajibkan mengungsi di antaranya pada Kecamatan Kubu meliputi Desa Tulamben, Kubu, Dukuh, Baturinggit, Sukadana dan Tianyar (Tianyar tengah dan barat aman).
Lima desa di Kecamatan Abang terdiri atas Desa Pidpid (bagian atas), Nawekerti, Kesimpar, Datah (bagian atas) dan Ababi (atas dan barat). Di Kecamatan Karangasem tiga desa meliputi Padangkerta, Subagan dan Kelurahan Karangasem (dekat Tukad Janga).
Di Kecamatan Bebandem terdapat empat desa yang warganya harus mengungsi meliputi Buwana Giri (bagian atas), Budekeling (dekat Sungai Embah Api), Bebandem (bagian atas) dan Jungutan.
Warga dari desa-desa di Kecamatan Selat dan Rendang juga wajib mengungsi yakni Duda Utara, Amerta Buwana, Sebudi, Peringsari, Muncan, Besakih, Menanga dan Pembatan.
"Ini harapan dari pemerintah agar masyarakat yang tidak masuk KRB mau kembali ke kediamannya masing-masing," ujarnya.
Untuk kebutuhan logistik para pengungsi di Kabupaten Klungkung saat ini masih banyak dibantu donatur, apabila kebutuhan logistik ini sudah berkurang, maka sesuai arahan Kementerian Sosial bahwa semua logistik yang terkumpul di Karangasem dikirim ke posko logistik yang ada di Kabupaten Klungkung.
"Apabila sudah tidak ada donatur dari masyarakat, saya berharap logistik yang ada di Posko Komando Tanah Ampo dapat disalurkan ke posko-posko yang ada di Klungkung," ujarnya.
Untuk kebutuhan logistik sehari-hari para pengungsi di GOR Swecapura seperti nasi bungkus rutin dimasak sebanyak 2.500 bungkus nasi terkadang sisa nasi ini 200 bungkus hingga 100 bungkus sering di bagikan juga kepada pengungsi yang ada pada masing-masing posko yang ada di banjar-banjar.
"Para relawan yang memasak di dapur umum pengungsian tidak mau mengurangi jumlah nasi bungkus setiap harinya dan terus berkoordinasi dengan kami berapa kebutuhan makanan yang dibutuhkan pengungsi," ujarnya. (WDY)
BPBD Klungkung: Pemulangan Pengungsi Bukan Disebabkan Kekurangan Logistik
Senin, 2 Oktober 2017 15:14 WIB