Singaraja (Antara Bali) - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Peduli Masyarakat Kecil (FPMK) Kabupaten Buleleng, Bali mempertanyakan keseriusan investor membangun bandara di wilayah Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan.
Ketua Pembina FPMK Buleleng, Gede Suardana, di Singaraja, Minggu, menjelaskan, sebenarnya isu Bandara di Buleleng sudah digulirkan sejak tahun 2013 lalu namun hingga kini masih terkesan hanya isu saja.
Ia mengatakan, pihaknya pun sangat menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan tak serius hingga membuat isu Bandara Buleleng, menjadi semakin tak jelas.
Menurut dia, kejelasan pembangunan bandara sangatlah penting terlebih terkait dengan penentuan lokasi (penlok) dari Kementerian Perhubungan RI.
"Sampai saat ini kan belum ada kejelasan mengenai penloknya dan investor pun yang sudah mengklaim yang akan membangun di darat maupun dilaut masih tak jelas pula," kata dia.
"Sikap pemerintah yang gak jelas, saya khawatir wacana Bandara International di Bali Utara hanya tinggal wacana. Sikap saya adalah netral dan hanya berharap pemerintah serius dengan wacana Bandara ini," terang dia.
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menyatakan pembangunan bandara di wilayah Bali Utara sangat diharapkan masyarakat guna pemerataan pembangunan antara Bali utara dan selatan.
Agus menilai pembangunan bandara di Buleleng sangatlah penting untuk mengurai kepadatan lalu lintas penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Tuban.
Sedangkan, kata Agus yang baru saja dilantik sebagai bupati Buleleng terpilih periode 2017-2022 itu bahwa masalah siapa membangun dan waktunya kapan, dirinya mengaku belum mengetahui.
Untuk lokasi, menurut dia, jika dilihat dari rancangan tata ruang dan wilayah (RTRW) Bali dan Buleleng bahwa lokasi sudah tentu di Buleleng. (WDY)
FPMK Buleleng Mempertanyakan Pembangunan Bandara di Kubutambahan
Minggu, 27 Agustus 2017 20:18 WIB