Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengharapkan adanya perbaikan tata niaga produk pertanian di Pulau Dewata supaya semakin banyak warga setempat yang tertarik menjadi petani.
"Misalnya jeruk, kenapa di Bali kita tidak punya perusahaan jus jeruk, begitu juga salak kalau musim banyak sekali sehingga harganya rendah. Kenapa kita tidak buat jus salak misalnya yang memenuhi syarat higienis dan standar," kata Pastika di sela-sela meresmikan gedung baru kantor tiga organisasi perangkat daerah bidang pertanian dan peternakan, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, permasalahan harga terjadi karena produk pertanian masih tergantung musim. Ketika pasokan melimpah, sementara permintaan tetap mengakibatkan harganya turun. Ia menilai perlu ada penampungan ketika produksi melimpah sehingga harga bisa stabil dan memberi cukup penghasilan untuk petani.
Bahkan Pastika berharap petani di Bali bisa seperti di Thailand yang panen tanpa mengenal musim. Untuk itu, menjadi tugas instansi terkait untuk membuat desain tata niaga yang bisa menyejahterakan petani.
Terkait peresmian kantor baru, dia berharap dengan bergabungnya OPD se-rumpun dalam satu lokasi yang sama membuat kinerja di bidang pertanian menjadi lebih efektif dan efisien.
Dengan diresmikan tiga kantor tersebut, maka di lokasi yang sama ada tiga OPD yakni ada Dinas Ketahanan Pangan, ada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan serta yang terakhir Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.
Namun, ia berpesan supaya gedung baru tak membuat pegawai betah berada di kantor. Menurutnya petani ada di ladang, sehingga pegawai harus turun ke lapangan dan melaksanakan tugas-tugasnya di lapangan.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan gedung baru ini dibangun sejak Juli 2016 dan selesai tepat waktu pada 19 Juli 2017.
Selain gedung utama, areal kantor dilengkapi dengan garasi yang bisa digunakan untuk pameran dan pasar tani serta bangunan "Organic Trade Center". Selain itu sesuai arahan Gubernur Made Mangku Pastika, kantor ini dilengkapi sarana pembelajaran pertanian dan perkebunan.
Dalam kesempatan tersebut, Pastika juga meresmikan Organic Trade Center sebagai pusat pemasaran produk pertanian organik di Bali.
Gedung yang dikelola Asosiasi Pelaku Usaha Hortikultura (Aspehorti) Provinsi Bali ini juga merupakan gagasan Gubernur Pastika sejak tahun 2009 sebagai bagian dari upaya menjadikan Bali sebagai Pulau Organik. (WDY)