Denpasar (Antara Bali) - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali mengatakan potensi industri kuliner khususnya yang mengangkat makanan dan minuman khas Pulau Dewata sangat besar untuk mendukung pariwisata.
"Budaya, pariwisata dan kuliner itu merupakan kombinasi masa depan dan potensinya sangat besar. Terbukti salah satu industri yang paling hidup itu kuliner," kata Ketua GIPI Bali Ida Bagus Agung Partha di Denpasar, Rabu.
Ia mengimbau kepada perhotelan di Bali juga lebih mengangkat potensi kuliner khas Pulau Dewata sebagai salah satu ciri khas keunikan kepada wisatawan baik domestik dan mancanegara.
"Kalau bisa tambah makanan lokal atau dimodifikasi agar makanan luar (asing) itu tidak mendominasi," imbuhnya.
Pihaknya menyambut baik adanya pameran kuliner "Bali Interfood 2017" yang digelar 16-18 Maret di Nusa Dua, Kabupaten Badung, sebagai salah satu langkah mendongkrak kuliner Indonesia dan Bali serta pariwisatanya.
Pelaku pariwisata itu juga mengatakan bahwa beberapa kuliner khas Bali yang sudah jarang berada di pasaran juga diangkat kembali.
Sementara itu Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Cokorda Oka Artha Ardana Sukawati menambahkan bahwa kuliner merupakan satu dari empat hal yang dicari wisatawan.
Empat hal tersebut, kata dia, yaitu manusia, alam, budaya dan kuliner.
Ia mengharapkan agar ke depan ada standarisasi terkait penyajian dan rasa untuk kuliner khas Bali mengingat satu makanan yang sama bisa berbeda penyajian dan rasa di masing-masing kabupaten/kota di Pulau Dewata.
"Makanan lokal memang perlu digali lagi tetapi itu sulit diangkat karena masakan lokal belum ada standar rasa yang sama," ucapnya.
Pria yang akrab disapa Cok Ace itu menambahkan makanan lokal khas Bali seperti lawar dan babi guling banyak digemari wisatawan mancanegara salah satunya dari Tiongkok. (WDY)