Kuta (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendorong para guru besar dan pakar di Universitas Udayana dapat melakukan riset dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat saat ini.

"Tadi saya dengar dalam Senastek (Seminar Nasional Sains dan Teknologi) ini, ada kira-kira 1.000 hasil penelitian yang akan dipresentasikan. Saya sangat berharap hasil-hasil penelitian tersebut nantinya dapat dimanfaatkan di tengah- tengah masyarakat," kata Pastika saat membuka Senastek III yang diselenggarakan oleh LPPM Unud, di Kuta, Kabupaten Badung, Kamis.

Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan ada tiga hal penting yang menjadi perhatian pemerintah dalam menyusun program kerja saat ini yaitu upaya mengentaskan kemiskinan, mengurangi kesenjangan dalam masyarakat serta menciptakan lapangan pekerjaan.

Universitas Udayana diharapkan dapat memberikan sumbangsih nyata melalui kajian maupun hasil penelitian yang nantinya akan dapat membantu pemerintah dalam menyelesaikan tiga permasalahan tersebut.

"Ingat setiap rupiah yang dikeluarkan harus dapat dipertanggungjawabkan dan memberi manfaat bagi masyarakat. Nanti saya akan lihat judul judul penelitiannya, akan saya pilih beberapa hasil penelitian untuk dipresentasikan di hadapan saya, dan saya harap hasil itu bisa membantu pemerintah dalam menyelesaikan persoalan di tengah masyarkat," ujarnya.

Pastika mencontohkan beberapa permasalahan di tengah masyarakat yang saat ini belum terselesaikan secara optimal dan akan menjadi pekerjaan rumah para akademisi seperti permasalahan kualitas daging sapi Bali yang masih sangat rendah, penyakit tanaman terjadi pada pisang, cabe serta jeruk yang kerap menyebabkan petani gagal panen.

Ada juga permasalahan rabies yang sejak delapan tahun sudah meguras tenaga dan biaya untuk mengatasinya dan hingga saat ini belum ada solusi nyata.

Tidak hanya itu, mantan Kapolda Bali ini meminta agar dibuatkan kajian atau penelitian tentang optimalisasi pemanfaatan dana desa serta hibah bansos terhadap pembangunan desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Masih banyak permasalahan ataupun persoalan di masyarakat yang memerlukan andil para ahli, para akademisi untuk menyelesaikannya, termasuk untuk memprediksikan arah perkembangan dan perencanaan pembangunan beberapa tahun ke depan," ujarnya.

Menurut dia, yang terpenting bukanlah jumlah penelitiannya, namun seberapa besar manfaatnya bagi masyarakat. "Kita harus fokus karena kita sesungguhnya mememiliki sumber daya manusia yang memilki potensi besar untuk menguasai sains dan teknologi bahkan berkompetensi untuk menguasai dunia," katanya.

Terkait penyelenggaraan seminar yang diselenggarakan oleh LPPM UNUD ini secara berkelanjutan, ia menyampaikan apresiasinya mengingat kegiatan ini sangat penting sebagai wahana bertukar pandangan sekaligus mendiskusikan berbagai hal terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat dan berpengaruh terhadap tatanan dunia global.

Selain itu diharapkan dapat menemukan solusi-solusi baru dalam mengatasi setiap permasalahan sosial kemasyarakatan dan pembangunan yang semakin kompleks sekaligus sebagai upaya mendorong kualitas dan kuantitas penelitian yang lahir dari perguruan tinggi.

Senastek III Tahun 2016 berlangsung selama dua hari dari 15-16 Desember 2016 dengan mengangkat tema "Inovasi, Humaniora, Sains dan Teknologi Untuk Pembangunan Berkelanjutan" yang diikuti lebih dari 970 peserta yang berpartisipasi dalam presentasi oral dan presentasi poster dari berbagai instansi seluruh Indonesia. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016