Denpasar (Antara Bali) - Daerah pedesaan di Bali mengalami inflasi sebesar 0,50 persen selama bulan November 2016, lebih rendah dibanding inflasi tingkat nasional pada bulan yang sama tercatat 0,87 persen.

"Dari 33 provinsi di Indonesia yang menjadi sasaran survei, seluruhnya mengalami inflasi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo mencapai 1,97 persen dan terendah di Kalimantan Barat 0,05 persen.

Indeks harga konsumen perdesaan (IHKP) dapat ditunjukkan oleh indeks harga konsumsi rumah tangga petani yang merupakan komponen dalam indeks harga yang dibayar petani.

Indeks harga konsumen (IHK) perdesaan terdiri atas tujuh kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi, olahraga serta kelompok transportasi dan komunikasi.

Adi Nugroho menambahkan, perubahan IHK pedesaan mencerminkan angka inflasi di wilayah pedesaan dan secara nasional juga terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,87 persen.

Bali yang mengalami inflasi perdesaan tersebut dipicu oleh naiknya rata-rata harga hampir di semua kelompok komoditas yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,89 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,48 persen.

Selain itu juga perumahan 0,09 persen, sandang 0,54 persen, kesehatan 0,41 persen, serta pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,16 persen. Sementara kelompok transportasi dan komunikasi tercatat deflasi sebesar 0,02 persen.

Adi Nugroho menjelaskan, secara umum komoditas penyumbang inflasi pada bulan November 2016 antara lain cabai rawit, bawang merah, bawang putih, rokok putih filter, buncis dan cabai merah. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016