Makassar (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo di hadapan ribuan warga Sulawesi Selatan yang mengikuti sosialisasi tax amnesty (pengampunan pajak) di Makassar menyatakan bahwa Indonesia adalah negara nomor satu dalam pencapaian dana tebusannya.
"Ini belum maksimal dan di periode pertama itu kita sudah menerima dana tebusan tax amnesty sebesar Rp98,7 triliun dan ini nomor satu pencapaiannya di dunia," kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutannya di Makassar, Jumat malam.
Ia mengatakan, uang tebusan tax amnesty dari perorangan, badan maupun lainnya itu tidak sebanding dengan yang tidak dilaporkan oleh rakyat Indonesia.
Karena menurut Presiden, berdasarkan data yang diterimanya dari Kementerian Keuangan, dana yang tersimpan di luar negeri masih ada sekitar Rp11 ribu triliun.
"Masih banyak yang tersimpan di Singapore, Hongkong, Swiss, Amerika dan negara-negara lainnya di dunia. Ini yang akan menjadi prioritas kami," katanya.
Sedangkan untuk deklarasi harta tax amnesty, Indonesia juga masih yang tertinggi dengan angka senilai Rp2.514 triliun, diikuti Italia yang hanya sekitar Rp1.179 triliun.
Sedangkan jumlah repatriasi atau dana masuk pada periode pertama berdasarkan Surat Pernyataan Harta (SPH) tercatat sebanyak Rp137 triliun.
"Repatriasi dari Singapura itu terbanyak dan ada di urutan pertama sebanyak Rp79,13 triliun," katanya.
Kemudian pada peringkat kedua ada Cayman Island dengan nominal dana repatriasi sebesar Rp16,50 triliun atau 12,04 persen dari total dana repatriasi. Berturut-turut setelahnya yaitu Hongkong sebanyak Rp14,05 triliun.
Menurut Presiden, uang tebusan dari program tax amnesty ini sangat dibutuhkan untuk pembangunan negeri ini seperti membangun jalur trans, membangun jalan tol dan membangun kereta api serta untuk pengurangan angka kemiskinan dengan mengolah kembali dananya.
"Jadi tax amnesty ini bukan tarifnya berapa yang masuk, tapi yang kita inginkan itu adalah arus uang yang masuk," jelasnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Ini belum maksimal dan di periode pertama itu kita sudah menerima dana tebusan tax amnesty sebesar Rp98,7 triliun dan ini nomor satu pencapaiannya di dunia," kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutannya di Makassar, Jumat malam.
Ia mengatakan, uang tebusan tax amnesty dari perorangan, badan maupun lainnya itu tidak sebanding dengan yang tidak dilaporkan oleh rakyat Indonesia.
Karena menurut Presiden, berdasarkan data yang diterimanya dari Kementerian Keuangan, dana yang tersimpan di luar negeri masih ada sekitar Rp11 ribu triliun.
"Masih banyak yang tersimpan di Singapore, Hongkong, Swiss, Amerika dan negara-negara lainnya di dunia. Ini yang akan menjadi prioritas kami," katanya.
Sedangkan untuk deklarasi harta tax amnesty, Indonesia juga masih yang tertinggi dengan angka senilai Rp2.514 triliun, diikuti Italia yang hanya sekitar Rp1.179 triliun.
Sedangkan jumlah repatriasi atau dana masuk pada periode pertama berdasarkan Surat Pernyataan Harta (SPH) tercatat sebanyak Rp137 triliun.
"Repatriasi dari Singapura itu terbanyak dan ada di urutan pertama sebanyak Rp79,13 triliun," katanya.
Kemudian pada peringkat kedua ada Cayman Island dengan nominal dana repatriasi sebesar Rp16,50 triliun atau 12,04 persen dari total dana repatriasi. Berturut-turut setelahnya yaitu Hongkong sebanyak Rp14,05 triliun.
Menurut Presiden, uang tebusan dari program tax amnesty ini sangat dibutuhkan untuk pembangunan negeri ini seperti membangun jalur trans, membangun jalan tol dan membangun kereta api serta untuk pengurangan angka kemiskinan dengan mengolah kembali dananya.
"Jadi tax amnesty ini bukan tarifnya berapa yang masuk, tapi yang kita inginkan itu adalah arus uang yang masuk," jelasnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016