Denpasar (Antara Bali) - Perusahaan Daerah Bali menargetkan kerja sama pembangunan pembangkit listrik tenaga surya pada dua kawasan di Kabupaten Jembrana dengan menggandeng Akuo Energy Indonesia dapat terealisasi awal 2017.

"Di bawah panel surya juga akan diberdayakan untuk pertanian holtikultura terintegrasi, plus kolam ikan tanpa mengganggu bisnis utama PLTS," kata Direktur Utama Perusda Bali I Nyoman Baskara, di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, studi kelayakan terkait proyek tersebut juga sudah dirampungkan oleh perusahaan yang berpusat di Prancis itu, permasalahannya tinggal soal power purchase agreement (PPA) atau kesepakatan jual beli tenaga listrik dengan PLN.

"Kami berharap PLN bisa duduk bersama karena proyek ini sejalan dengan program pemerintah pusat dan Pemprov Bali. Apalagi di lokasi yang sama telah ditetapkan sebagai center excellent energi baru dan terbarukan," ujarnya pula.

Kerja sama proyek dengan nilai investasi sekitar Rp3,5 triliun itu, akan berkorelasi positif dengan program Pemprov Bali untuk mewujudkan "green energy".

Menurut Baskara, makin cepat PLN mengeluarkan PPA, akan makin cepat kerja sama terealisasi. Apalagi harga yang ditawarkan Akuo juga sudah sesuai dengan estimasi yang diharapkan PLN.

Dia mengemukakan, lokasi pembangunan PLTS rencananya di dua lahan milik Pemprov Bali di Kabupaten Jembrana, yakni di kawasan Sanghyang dengan luas kawasan 50 hektare dan di Pekutatan seluas 70 hektare.

"Secara bertahap di kawasan Sanghyang ditargetkan dapat menghasilkan listrik hingga 40 MW dan untuk di Pekutatan 60 MW," ujarnya.

Sepenuhnya dana investasi akan ditanggung oleh Akuo Energy Indonesia, sedangkan Perusda Bali berposisi sebagai penyedia lahan dan SDM sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

"Dari kompensasi lahan dan pembagian keuntungan, minimal kami akan mendapatkan sekitar Rp3 miliar setahun dari satu kawasan," kata Baskara. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016