Bangli (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengimbau masyarakat mengedepankan gotong-royong dan saling menolong dalam persiapan ritual keagamaan sehingga menjadi terasa lebih ringan.

"Tidak saja didasari gotong-royong, sekaligus ritual keagamaan harus didasari penuh keyakinan atau dalam sastra Agama Hindu dikenal dengan sradha sehingga apa yang menjadi tujuan kita tercapai dengan baik," kata Sudikerta saat menghadiri rangkaian ritual di Pura Desa, Desa Adat Kutuh, Kabupaten Bangli, Sabtu.

Dalam kesempatan itu, dia juga meminta warga untuk mengedepankan tulus ikhlas tanpa pamrih sedikitpun, baik dari segi ucapan maupun perilaku sehingga setiap ritual keagamaan berjalan lancar.

Sementara itu, Perbekel (Kepala) Desa Kutuh Wayan Pasek mengucapkan terima kasih atas kehadiran Wagub Bali. Dia mengemukakan, Desa Kutuh merupakan desa paling ujung yang ada di Kabupaten Bangli.

Warga setempat yang berjumlah 420 KK sebagian besar berprofesi sebagai petani sehingga setiap kegiatan adat yang diselenggarakan sudah dilaksanakan secara gotong-royong dan mengedepankan sikap "menyama braya" atau persaudaraan.

Terkait dengan salah satu ritual yakni "memukur", pihaknya telah menghabiskan dana upacara sekitar Rp900 juta dana tersebut diperoleh dari bantuan pemerintah serta "punia" dari masyarakat sebesar Rp1 juta untuk masing-masing kepala keluarga.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, karena desanya telah mendapatkan bantuan keuangan khusus (BKK) guna pembangunan beberapa "pelinggih" atau tempat suci di Pura Desa Kutuh.

Pihaknya berharap dengan perbaikan "pelinggih" serta terlaksananya upacara tersebut dapat memberikan keselamatan bagi masyarakat Desa Kutuh serta memberikan keseimbangan antara bhuana agung (alam semesta) dan bhuana alit (diri manusia). (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016