Denpasar (Antara Bali) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali mencatat luas tanam padi di daerah itu pada musim tanam Oktober 2015 hingga September 2016 mengalami peningkatan 1.448 hektare dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Di balik tantangan alih fungsi lahan sawah dari 2014 hingga 2015 berkurang seluas 479 hektare, dengan kerja keras seluruh jajaran pertanian didampingi TNI, Bali berhasil meningkatkan luas tanam padi tahun ini," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, di Denpasar, Rabu.

Dia mengemukakan, dari luas sawah di Provinsi Bali saat ini, 80.067 hektare, rata-rata dapat ditanami padi 1,82 kali dalam setahun.

Menurut dia, belum optimalnya intensitas tanam padi karena terjadi peningkatan luas tanaman non padi di lahan sawah tahun ini yaitu seluas 21.719 hektare seperti untuk tanaman sayur, bunga, melon dan bahkan tembakau. Tahun ini juga terjadi tunda tanam lebih dari 18.000 hektare karena adanya perbaikan saluran irigasi utama lahan sawah.

"Meskipun kami telah berhasil meningkatkan luas tanaman padi, tetapi pihak Kementerian Pertanian mengharapkan target luas tanam padi di Bali untuk Oktober 2016 seluas 3.000 hektare agar ditingkatkan menjadi 5.000 hektare," ucapnya.

Hal itu karena akan berpengaruh pada produksi beras nasional untuk Januari 2017, yang biasanya pada bulan tersebut produksi beras sangat rendah karena puncak panen biasanya terjadi pada Maret-April.

"Selain itu, mereka berharap agar bantuan peralatan dan mesin pertanian yang telah disalurkan dioptimalkan pemanfaatannya dan lebih intensifkan pendampingan kepada petani," katanya.

Di sisi, ujar Wisnuardhana, jika mengacu pada data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, produksi beras di Pulau Dewata tahun ini diproyeksikan akan dapat mencapai lebih dari 600.000 ton, meningkat lebih kurang 6.600 ton dibandingkan tahun lalu.

"Kalau rata-rata kebutuhan beras untuk pemenuhan kebutuhan di Provinsi Bali dalam setahun 500.000 ton, berarti tahun ini terjadi surplus 100.000 ton beras," ucapnya.

Hal yang mengembirakan, tambah dia, sesuai hasil survei rumah tangga, menunjukkan bahwa konsumsi beras perkapita pertahun masyarakat Bali tahun ini turun menjadi kurang dari 100 kilogram/kapita/tahun, jauh dibawah rata-rata nasional sebesar 119 kilogram/kapita/tahun.

"Hal ini berarti program diversifikasi pangan cukup berhasil di Bali, artinya ketergantungan hanya pada sumber karbohidrat dari beras dapat dikurangi," kata Wisnuardhana. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016