![pinterest](https://pinterest.com/pin/create/button/?url=https://bali.antaranews.com/berita/96944/desa-songan-gelar-pakelem-di-gunung-batur&media=https://img.antaranews.com/cache/1200x800/no-image.jpg&description=Desa Songan Gelar "Pakelem" Di Gunung Batur){kind=link}
Bangli (Antara Bali) - Warga masyarakat Desa Pakraman Songan, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali mengelar kegiatan ritual "pakelem" di Gunung Batur dan Danau Batur, untuk memohon kesejahteraan, keselamatan dan kemakmuran masyarakat di daerah itu, Senin.
"Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Panca Wali Krama di Pura Ulun Danu, yang bertujuan memohon kesejahteraan, keselamatan bumi dan kemakmuran masyarakat di Pulau Dewata," kata Panitia Kegiatan Ritual tersebut Jro Lanang, di Kintamani, Senin.
Ia mengatakan, ritual "pakelem" merupakan rangkaian Panca Wali Krama yang diadakan sepuluh tahun sekali, yang dihadiri ribuan umat hindu yang ada di Pulau Dewata.
Upacara ritual tersebut dipuput (dipimpin) delapan pendeta (sulinggih) di antaranya Ida Pedanda Gede Jelantik Dwaja dari Gria Buda Keling, Ida Pedanda Gede Ari Arimbawa (Gria Tegal Sari Denpasar), Ida Rsi Alit (Griya Tanggahan, Susut Bangli).
Selain itu, Ida Sri Mpu Reka Adnyana Sidhanta dari Griya Batur Sari Songan, Bangli, Ida Sri Mpu Nila Wreksa (Griya Goa Song, Songan, Bangli), Ida Pedanda Gede Sidemen Temuku, Bangli dan Ida Sri Mpu Parama Dharma (Gria Giri Go Lateng, Kintamani) bersama Ida Dalem Surya Darma Sogata (Puri Saren Kaler).
Jro Lanang mengatakan, "pakelem" yang dipersembahkan berupa kerbau, sapi, kambing, babi, angsa, bebek, ayam untuk di Danau Batur.
"Sedangkan di puncak Gunung Batur pakelem berupa kerbau, sapi, kambing, babi, angsa, bebek dan ayam," ujarnya.
Pada Rabu (12/10) nanti akan dilakukan "mapepada" peyucian binatang kurban tersebut di areal Tri Khyangan Jagat Pura Hulundanu Batur di Songan. Sedangkan, pada Kamis (13/10) merupakan puncak Tawur Panca Wali Krama yang akan dihadiri ribuan Umat Hindu dari Nusantara, yang akan dipimpin oleh 13 sulinggih.
"Rangkaian juga akan dilakukan pecaruan agung dengan sarana tujuh kerbau," ujar Jro Lanang.
Selanjutnya pada purnamaning sasih kapat, yakni 15 Oktober merupakan puncak acara ngusaba kapat, yang merupakan rutinitas wali di Tri Khayangan Jagat Hulundanu Batur di Songan. Usai acara puncak baru dilakukan upara penganyar dari seluruh kabupaten dan kota se-Bali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Panca Wali Krama di Pura Ulun Danu, yang bertujuan memohon kesejahteraan, keselamatan bumi dan kemakmuran masyarakat di Pulau Dewata," kata Panitia Kegiatan Ritual tersebut Jro Lanang, di Kintamani, Senin.
Ia mengatakan, ritual "pakelem" merupakan rangkaian Panca Wali Krama yang diadakan sepuluh tahun sekali, yang dihadiri ribuan umat hindu yang ada di Pulau Dewata.
Upacara ritual tersebut dipuput (dipimpin) delapan pendeta (sulinggih) di antaranya Ida Pedanda Gede Jelantik Dwaja dari Gria Buda Keling, Ida Pedanda Gede Ari Arimbawa (Gria Tegal Sari Denpasar), Ida Rsi Alit (Griya Tanggahan, Susut Bangli).
Selain itu, Ida Sri Mpu Reka Adnyana Sidhanta dari Griya Batur Sari Songan, Bangli, Ida Sri Mpu Nila Wreksa (Griya Goa Song, Songan, Bangli), Ida Pedanda Gede Sidemen Temuku, Bangli dan Ida Sri Mpu Parama Dharma (Gria Giri Go Lateng, Kintamani) bersama Ida Dalem Surya Darma Sogata (Puri Saren Kaler).
Jro Lanang mengatakan, "pakelem" yang dipersembahkan berupa kerbau, sapi, kambing, babi, angsa, bebek, ayam untuk di Danau Batur.
"Sedangkan di puncak Gunung Batur pakelem berupa kerbau, sapi, kambing, babi, angsa, bebek dan ayam," ujarnya.
Pada Rabu (12/10) nanti akan dilakukan "mapepada" peyucian binatang kurban tersebut di areal Tri Khyangan Jagat Pura Hulundanu Batur di Songan. Sedangkan, pada Kamis (13/10) merupakan puncak Tawur Panca Wali Krama yang akan dihadiri ribuan Umat Hindu dari Nusantara, yang akan dipimpin oleh 13 sulinggih.
"Rangkaian juga akan dilakukan pecaruan agung dengan sarana tujuh kerbau," ujar Jro Lanang.
Selanjutnya pada purnamaning sasih kapat, yakni 15 Oktober merupakan puncak acara ngusaba kapat, yang merupakan rutinitas wali di Tri Khayangan Jagat Hulundanu Batur di Songan. Usai acara puncak baru dilakukan upara penganyar dari seluruh kabupaten dan kota se-Bali. (WDY)
Editor : I Gusti Bagus Widyantara
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016