Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali melalui program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) yang telah diluncurkan sejak delapan tahun lalu, berhasil meraih penghargaan Energi Prabawa tingkat nasional 2016.

"Mudah-mudahan dengan diterimanya penghargaan ini semakin memacu semangat tim teknis dan pendamping Simantri untuk mengintensifkan pendampingan agar aktivitas Simantri lebih optimal," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, ketika dihubungi dari Denpasar, Selasa.

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan yang diterima oleh Wisnuardhana di Jakarta, Selasa (4/10), serangkaian peringatan Hari Pertambangan dan Energi ke-71.

Wisnuardhana, mewakili Pemerintah Provinsi Bali, sekaligus selaku Koordinator Simantri Bali.

Menurut dia, untuk memperoleh penghargaan Energi Prabawa nasional tersebut bukanlah hal mudah karena diikuti oleh 131 peserta dari seluruh Indonesia, baik instansi di tingkat pusat dan daerah (provinsi/kabupaten/kota), perguruan tinggi, perusahaan (nasional/daerah/asing), swasta maupun unsur masyarakat (perorangan atau kelompok).

Dari 131 peserta ditetapkan 35 nominator termasuk salah satunya Simantri. Setelah melalui seleksi yang ketat oleh tim juri independen, mulai dari verifikasi proposal, pengecekan tim juri ke lapangan dan terakhir presentasi peserta di hadapan tim juri, maka ditetapkanlah tiga besar yaitu Simantri Bali, pembangkit listrik tenaga surya Kabupaten Solok Selatan (Sumatera Barat) dan pembangkit listrik tenaga surya dari salah satu kabupaten di Papua.

"Ini adalah hasil kerja keras bersama di bawah arahan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali yang selalu hadir di tengah-tengah kelompok Simantri untuk memberikan motivasi dan arahan," ujar Wisnuardhana.

Dia menambahkan, konsep Simantri yang digagas Gubernur Bali, yaitu usaha tani terintegrasi tanpa limbah (zero waste) yang menghasilkan 4F, yaitu "food, feed, fertilizer dan fuel". Simantri juga menghasilkan biogas yang merupakan energi terbarukan.

"Oleh pemerintah pusat, salah satu aktivitas Simantri mengembangkan energi terbarukan berupa biogas dari limbah ternak tersebut dianggap inovatif sehingga patut diberikan penghargaan," ucapnya.

Sejak 2009 hingga 2016, sudah berkembang 632 unit Simantri yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali. Masing-masing gabungan kelompok tani (gapoktan) penerima program Simantri, sebelumnya menerima dana program sebesar Rp225 juta yang dimanfaatkan untuk membeli 20 ekor sapi dan pembuatan unit pengolahan biourine, biogas, serta pembuatan pupuk organik. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016