Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 552 mahasiswa mengikuti program pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru (PKKMB) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar 2016/2017 yang berlangsung selama empat hari di kampus setempat, Selasa.
Mereka sebelumnya juga mengikuti "pewintenan Saraswati" di Pura Padma Ardanareswara lSl Denpasar, yang dipimpin (dipuput) lda Pedanda Griya Kedaton Denpasar.
Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar, M.Hum mengatakan, mahasiswa lembaga pendidikan tinggi seni itu mendapat dua kemampuan yakni akademik dan vokasional.
Pihaknya berkomitmen untuk memberikan pengetahuan yang seimbang antara mata kuliah teori dan praktik.
"Proses penciptaan seni adalah praktik, tapi itu juga adalah kegiatan akademik. Oleh sebab itu mahasiswa diarahkan menjadi lulusan yang siap kerja dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri," ujar Gede Arya Sugiartha.
Ia menambahkan, mahasiswa mendapat bimbingan dari dosen-dosen yang berkualitas, termasuk dosen lulusan perguruan tinggi luar negeri.
ISI Denpasar sekitar bulan Oktober 2016 juga akan menerima mahasiswa mancanegara sebanyak 260 orang, namun hingga saat ini baru diterima 56 orang. Dengan demikian mahasiswa ISI Denpasar nantinya bisa berinteraksi dengan mahasiswa dari luar negeri tersebut.
Fasilitas pendukung proses belajar mengajar ISI Denpasar sangat lengkap dan luas, bahkan program studi Jurusan Desain grafis dilengkapi komputer yang berkualitas.
Demikian pula semua jurusan memiliki laboratorium sendiri-sendiri. Selain itu, suatu anugerah, ISI Denpasar sudah menyatu dengan Taman Budaya Provisinsi Bali.
Selain itu mahasiswa ISI Denpasar yang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) sangat ditunggu-tunggu karena telah mampu memberi manfaat bagi masyarakat.
Saat ini mahasiswa sedang melaksanakan KKN di Nusa Penida dan Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkung.
ISI Denpasar mengelola dua fakultas dengan 12 program studi memiliki peluang terbuka untuk menjadi perguruan tinggi seni (PTS) berkualitas dan berdaya saing.
Hal itu berkat karakteristik masyarakat Bali yang menjadikan kesenian sebagai bagian integral dari kehidupan, sehingga pengembangan kreativitas seni budaya itu mendapat dukungan yang maksimal dari masyarakat Pulau Dewata, ujar Gede Arya Sugiartha. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Mereka sebelumnya juga mengikuti "pewintenan Saraswati" di Pura Padma Ardanareswara lSl Denpasar, yang dipimpin (dipuput) lda Pedanda Griya Kedaton Denpasar.
Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar, M.Hum mengatakan, mahasiswa lembaga pendidikan tinggi seni itu mendapat dua kemampuan yakni akademik dan vokasional.
Pihaknya berkomitmen untuk memberikan pengetahuan yang seimbang antara mata kuliah teori dan praktik.
"Proses penciptaan seni adalah praktik, tapi itu juga adalah kegiatan akademik. Oleh sebab itu mahasiswa diarahkan menjadi lulusan yang siap kerja dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri," ujar Gede Arya Sugiartha.
Ia menambahkan, mahasiswa mendapat bimbingan dari dosen-dosen yang berkualitas, termasuk dosen lulusan perguruan tinggi luar negeri.
ISI Denpasar sekitar bulan Oktober 2016 juga akan menerima mahasiswa mancanegara sebanyak 260 orang, namun hingga saat ini baru diterima 56 orang. Dengan demikian mahasiswa ISI Denpasar nantinya bisa berinteraksi dengan mahasiswa dari luar negeri tersebut.
Fasilitas pendukung proses belajar mengajar ISI Denpasar sangat lengkap dan luas, bahkan program studi Jurusan Desain grafis dilengkapi komputer yang berkualitas.
Demikian pula semua jurusan memiliki laboratorium sendiri-sendiri. Selain itu, suatu anugerah, ISI Denpasar sudah menyatu dengan Taman Budaya Provisinsi Bali.
Selain itu mahasiswa ISI Denpasar yang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) sangat ditunggu-tunggu karena telah mampu memberi manfaat bagi masyarakat.
Saat ini mahasiswa sedang melaksanakan KKN di Nusa Penida dan Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkung.
ISI Denpasar mengelola dua fakultas dengan 12 program studi memiliki peluang terbuka untuk menjadi perguruan tinggi seni (PTS) berkualitas dan berdaya saing.
Hal itu berkat karakteristik masyarakat Bali yang menjadikan kesenian sebagai bagian integral dari kehidupan, sehingga pengembangan kreativitas seni budaya itu mendapat dukungan yang maksimal dari masyarakat Pulau Dewata, ujar Gede Arya Sugiartha. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016