Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja perbankan di Provinsi Bali, NTB dan NTT dari sisi aset, kredit dan dana pihak ketiga tumbuh lima hingga enam persen pada semester I 2016.

"Pertumbuhan itu relatif lebih baik dibandingkan angka pertumbuhan nasional," kata Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Nasirwan Ilyas di Denpasar, Kamis.

Nasirwan mencatat total aset perbankan di tiga provinsi itu mencapai Rp164 trilun dengan porsi Rp150 trilun merupakan aset yang dikelola oleh bank umum dan Rp14 triliun lainnya dikelola bank perkreditan rakyat.

Dia menyebutkan bahwa aset perbankan di tiga provinsi itu tumbuh sekitar 5,05 persen pada semester pertama ini atau lebih baik dari tingkat nasional yang mencapai 3,8 persen.

Kinerja kredit juga tumbuh 5,46 persen dengan total penyaluran kredit mencapai Rp122 triliun dan dana pihak ketiga tumbuh 5,2 persen.

Aset per provinsi, OJK mencatat Provinsi Bali memiliki aset perbankan lebih besar yakni Rp106 triliun disusul NTB sebesar Rp31 trilun dan NTT Rp26 triliun.

Kinerja perbankan di NTB, lanjut dia, menunjukkan yang paling tinggi dibandingkan provinsi tetangganya karena dana yang bersumber dari kantor pusat banyak masuk ke Bumi Gora itu.

Meski demikian, NTB mencatat angka kredit bermasalah (NPL) paling tinggi yakni menyentuh 10 persen di BPR karena belum meratanya jumlah bank perkreditan rakyat di NTB.

"Mobilisasi dana terbatas tetapi dananya relatif banyak sehingga jauh di atas Bali dan NTT," imbuhnya.

Sedangkan angka kredit bermasalah di Bali mencapai 2,35 persen sedangkan di NTT mencapai 1,7 persen. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016