Denpasar (Antara Bali) - Enam subak di Pulau Dewata yang merupakan sentra produksi padi, menjadi percontohan pelaksana program Desa Mandiri Benih sebagai salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan benih secara swadaya.
"Kami harapkan produksi benih terus ditingkatkan, kerjasamakan pemasarannya dengan PT Pertani Bali. Di samping subak bersangkutan mengikuti program Asuransi Usaha tani Padi (AUTP) untuk mengantisipasi gagal panen," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, di Denpasar, Rabu.
Enam subak sebagai pelaksana program Desa Mandiri Benih adalah Subak Srigalih Tunggal Dewi, Desa Sambangan, Kabupaten Buleleng, Subak Pecelengan, Desa Mendoyo Dangin, Kabupaten Jembrana, Subak Priyukti, Desa Wanasari, Kabupaten Tabanan, Subak Anyar Surabrata, Desa Lalang Linggah, Kabupaten Tabanan, Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Kabupaten Badung dan Subak Puseh, Desa Bungaya, Kabupaten Karangasem.
"Untuk rata-rata luas tanam padi di Bali 150.000 hektare setahun, diperlukan benih padi sekitar 3.750 ton. Kebutuhan benih padi tersebut selama ini disalurkan oleh BUMN PT Pertani perwakilan Bali bekerja sama dengn subak-subak yang juga melaksanakan penangkaran benih. Lebih dari 90 persen kebutuhan benih padi dapat dipenuhi dari kerja sama PT Pertani dengan subak-subak di Bali," ucapnya.
Sejalan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan benih, lanjut Wisnuardhana, maka sejak 2015 dikembangkanlah Desa Mandiri Benih, bekerja sama dengan Dinas Pertanian di masing-masing kabupaten.
Masing-masing subak tersebut diberikan bantuan biaya Rp170 juta, untuk pembuatan gudang, lantai jemur, alat pembersih gabah (seed cleaner) berbagai peralatan penunjang lainnya dan biaya sarana produksi untuk penanaman calon benih masing-masing untuk luasan sepuluh hektare.
"Untuk tahap awal ditargetkan dapat diproduksi masing-masing 30 ton benih pada setiap subak pelaksana. Benih tersebut diawasi dan disertifikasi oleh UPT Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih, Dinas Pertanian Provinsi Bali," ujarnya.
Menurut Wisnuardhana, jika masing-masing subak tersebut dapat memproduksi 30 ton benih pada setiap musim tanam, akan dapat memenuhi untuk luasan 1.200 hektare sawah di desa pada subak yang bersangkutan.
"Kalau percontoh Desa Mandiri Benih pada keenam subak tersebut berhasil, akan dikembangkan lagi pada subak-subak lainnya yang diprioritaskan pada wilayah sentra produksi padi," ucapnya.
Dengan demikian, kata dia, akan dapat dikembangkan Lembaga Usaha Ekonomi Subak dan ketersediaan benih dengan cepat serta lebih murah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami harapkan produksi benih terus ditingkatkan, kerjasamakan pemasarannya dengan PT Pertani Bali. Di samping subak bersangkutan mengikuti program Asuransi Usaha tani Padi (AUTP) untuk mengantisipasi gagal panen," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, di Denpasar, Rabu.
Enam subak sebagai pelaksana program Desa Mandiri Benih adalah Subak Srigalih Tunggal Dewi, Desa Sambangan, Kabupaten Buleleng, Subak Pecelengan, Desa Mendoyo Dangin, Kabupaten Jembrana, Subak Priyukti, Desa Wanasari, Kabupaten Tabanan, Subak Anyar Surabrata, Desa Lalang Linggah, Kabupaten Tabanan, Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Kabupaten Badung dan Subak Puseh, Desa Bungaya, Kabupaten Karangasem.
"Untuk rata-rata luas tanam padi di Bali 150.000 hektare setahun, diperlukan benih padi sekitar 3.750 ton. Kebutuhan benih padi tersebut selama ini disalurkan oleh BUMN PT Pertani perwakilan Bali bekerja sama dengn subak-subak yang juga melaksanakan penangkaran benih. Lebih dari 90 persen kebutuhan benih padi dapat dipenuhi dari kerja sama PT Pertani dengan subak-subak di Bali," ucapnya.
Sejalan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan benih, lanjut Wisnuardhana, maka sejak 2015 dikembangkanlah Desa Mandiri Benih, bekerja sama dengan Dinas Pertanian di masing-masing kabupaten.
Masing-masing subak tersebut diberikan bantuan biaya Rp170 juta, untuk pembuatan gudang, lantai jemur, alat pembersih gabah (seed cleaner) berbagai peralatan penunjang lainnya dan biaya sarana produksi untuk penanaman calon benih masing-masing untuk luasan sepuluh hektare.
"Untuk tahap awal ditargetkan dapat diproduksi masing-masing 30 ton benih pada setiap subak pelaksana. Benih tersebut diawasi dan disertifikasi oleh UPT Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih, Dinas Pertanian Provinsi Bali," ujarnya.
Menurut Wisnuardhana, jika masing-masing subak tersebut dapat memproduksi 30 ton benih pada setiap musim tanam, akan dapat memenuhi untuk luasan 1.200 hektare sawah di desa pada subak yang bersangkutan.
"Kalau percontoh Desa Mandiri Benih pada keenam subak tersebut berhasil, akan dikembangkan lagi pada subak-subak lainnya yang diprioritaskan pada wilayah sentra produksi padi," ucapnya.
Dengan demikian, kata dia, akan dapat dikembangkan Lembaga Usaha Ekonomi Subak dan ketersediaan benih dengan cepat serta lebih murah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016