Kuta (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali
menyatakan bahwa pemanfaatan asuransi tani di Pulau Dewata masih minim
yakni baru 39 hektare lahan pertanian karena minimnya sosialisasi.
"Sosialisasi saja belum terkejar," kata Kepala Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati, di Kuta, Kabupaten Badung,
Rabu.
Dia menuturkan baru Kabupaten Badung yang memanfaatkan asuransi
tani tersebut seluas 39 hektare dari 187,35 hektare lahan yang
terdaftar.
Lahan pertanian terdaftar di Badung itu baru sekitar 14,4 persen dari total lahan sasaran mencapai 1.300 hektare.
Menurut dia, pengumuman pagu yang diperoleh Pemerintah Provinsi
Bali baru diterima pada Oktober 2015 sedangkan waktu sosialisasi yang
sangat terbatas dan tidak semua tanaman bisa diklaim.
"Setiap kabupaten harus menyampaikan perkiraan di kantong-kantong
mana saja yang gagal panen, yang mengalami puso," ucap Dewi yang juga
Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi (TPID) Bali itu.
Dia menjelaskan bahwa pagu sasaran lahan pertanian yang
mendapatkan asuransi tani di Provinsi Bali seluas total 11 ribu hektare.
Data dari Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) yang dirilis bank
sentral itu, dari 11 ribu total lahan pertanian sasaran, baru 6,086.54
hektare atau 55,3 persen lahan pertanian yang terdaftar asuransi tani.
Dari jumlah itu, tiga kabupaten yakni Gianyar, Bangli dan dan
Karangasem masih nihil. Sedangkan Kabupaten Buleleng baru terealisasi
127,94 hektare lahan pertanian dari sasaran 2.000 hektare atau sekitar
6,4 persen terdaftar.
Adapun jumlah sasaran asuransi tani yakni Kota Denpasar sebanyak
200 hektare, Kabupaten Jembrana (1.000 ha), Tabanan (2.800 ha), Badung
(1.300 ha), Gianyar (2.000 ha), Bangli (200 ha), Klungkung (500 ha),
Buleleng (2.000 ha) dan Karangasem (1.000 ha). (WDY)
Pemanfaatan Asuransi Tani Di Bali Minim
Rabu, 3 Februari 2016 22:00 WIB