Tobasa, Sumut (Antara Bali) - Objek wisata alam Taman Eden 100 di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, dinilai sangat tepat dijadikan sebagai lokasi wisata edukasi.

"Sebagai objek wisata edukasi, setiap pengunjung dapat mempelajari lebih jauh tentang berbagai jenis tanaman kategori langka yang ada di kawasan tersebut," kata Marandus Sirait, pengelola Taman Eden 100, di Lumbanjulu, Minggu.

Ia mengatakan, objek wisata yang terletak di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumbanjulu sekitar 40 kilometer dari Kota Balige itu, dibangun bersama keluarganya untuk mengingatkan manusia, agar terus menjaga dan melestarikan alam.

Sebagai generasi penerus, kata Marandus, pihaknya wajib menjaga dan melestarikan alam dengan merawat tanaman serta memelihara lingkungan. Sejumlah tanaman langka, dibudidayakan dan dikoleksi di taman tersebut.

"Taman seluas 40 hektare ini didominasi pohon khas yang tumbuh  di sekitar Danau Toba, seperti hariara, jabi-jabi, ingul, andaliman, mangga, nangka dan jambu," ujar pria penerima Kalpataru kategori perintis lingkungan 2005 itu.

Selain itu, berbagai jenis pohon yang tergolong sudah langka ditanam di objek wisata rohani ini. Bahkan, sekelompok monyet hidup berdampingan dengan aman bersama para pengelola taman asri yang ramah lingkungan tersebut.

Menurut Marandus, jumlah pengunjung ke objek wisata ini terus meningkat, terutama saat libur setiap akhir pekan.

"Jumlah pengunjung yang tercatat dalam tahun ini saja mencapai 12.000 orang, berasal dari berbagai daerah termasuk Pulau Jawa dan sejumlah wisatawan mancanegara," ujarnya.

Setiap pengunjung, kata Marandus, diberi kebebasan menikmati taman tanpa dipungut biaya dan boleh menanam sendiri pohon yang dipilihnya. "Bibit tanaman tersedia dengan membayar Rp30 ribu per batang sebagai ongkos perawatan," katanya menambahkan.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011