Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta perbankan di Bali meningkatkan likuiditas menjelang Lebaran 2016 guna mengantisipasi kenaikan kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai.

"Menghadapi lebaran, masyarakat membutuhkan banyak uang tunai, jadi bank harus menyiapkan alat pembayaran itu dalam jumlah cukup," kata Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Zulmi di Denpasar, Selasa.

Ia menyebutkan biasanya saat momentum lebaran dan libur panjang, masyarakat membutuhkan uang tunai sehingga kondisi itu harus diantisipasi perbankan.

"Jangan sampai saat datang ke bank, tidak ada uang. Ini kami minta (perbankan) jaga likuiditasnya," tegasnya.

Zulmi lebih lanjut menjelaskan bahwa sebagai otoritas yang salah satunya mengawasi kinerja perbankan, selama libur lebaran tidak ada masalah spesifik yang ditemui, operasional perbankan masih tetap berjalan seperti biasa.

Meski demikian, menjaga likuiditas perbankan patut menjadi perhatian OJK.

Ketersediaan uang di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) juga harus diantisipasi perbankan mengingat libur panjang Idul Fitri dan juga libur sekolah yang hampir berbarengan.

Antisipasi itu dengan menyiapkan SDM serta sistem 24 jam untuk menghindari kekosongan uang di mesin ATM.

Sementara itu Bank Indonesia memprediksi terjadi kenaikan kebutuhan uang tunai di Bali yang mencapai 14 persen jika dibandingkan tahun 2015.

Kenaikan kebutuhan uang atau "outflow" itu di antaranya disebabkan oleh adanya kas titipan yang baru saja dibuka di Bank Mandiri Singaraja, pembayaran gaji ke-13 dan 14 serta libur panjang serangkaian Idul Fitri 1437 Hijriah dan sekolah. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016