Singaraja (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Buleleng mengharapkan Pemerintah Provinsi Bali segera memperbaiki Dermaga Pusat Pelelangan Ikan (PPI) Sangsit pascaambruk beberapa tahun lalu akibat diterjang gelombang laut.



"Berdasarkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah kewenangan pengelolaan pesisir laut termasuk dermaga ada di pemerintahan provinsi. Jadi kami tidak berwenang lagi menangani PPI Sangsit," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Buleleng, Made Arnike di Kota Singaraja, Minggu.



Dia mengemukakan, dirinya beberapa kali sudah berkoordinasi dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali, intinya proses perbaikan PPI satu-satunya di Bali Utara itu sedang dalam tahap pengusulan.



Ia menambahkan, Pemkab Buleleng sudah mengusulkan perbaikan Dermaga PPI tersebut sejak pertama kali rusak pada 2013 lalu. Namun hingga kini belum mendapatkan respon dari Pemprov Bali maupun Kementerian Perikanan dan Kelautan RI.



"Kepala Dinas yang lama sudah usulkan itu tetapi hingga sekarang belum ada tanggapan apa-apa. Kita akan dorong terus agar segera itu diperbaiki (PPI). Sehingga dapat memudahkan masyarakat dan nelayan yang sering melakukan aktifitas bongkar muat ikan," tambahnya.



Kini Pemkab Buleleng, kata dia, hanya melakukan pemantauan dan pelaporan saja jika seandainya terdapat permasalahan di lapangan.



"Kami hanya menfasilitasi dan melapor ke provinsi apabila ada kerusakan dan permasalahan," imbuhnya.



Sementara itu, pantauan di lokasi PPI di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, sejumlah kapal pengangkut ikan menyandarkan kapalnya di pesisir pantai. Dermaga hanya digunakan cukup untuk satu kapal ukuran sedang saja.



Hafid (35), salah satu awak Kapal Mutiara asal Madura, Provinsi Jawa Timur mengaku cukup kesulitan melakukan bongkar muat barang karena dermaga sangat pendek. Hanya memiliki panjang kurang lebih sekitar dua meter saja.



"Susah sekali bongkar muat dengan dermaga yang pendek seperti ini. Terlebih lagi kami membawa ikan cukup banyak jadi harus kerja keras memindahkannya. Belum lagi kalau ada kapal yang duluan nyandar, terpaksa kami harus mengalah dan bongkar barang di pesisir pantai," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016