Negara (Antara Bali) - Nelayan yang menjadi korban abrasi di Dusun Ketapang, Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana, berencana menanam bakau untuk menanggulangi bencana tersebut.
"Saya ngobrol dengan sesama nelayan disini, mereka tertarik untuk menanam bakau sebagai cara mengatasi abrasi," kata Aan, salah seorang nelayan, Senin.
Ia mengatakan, untuk melaksanakan niat tersebut, dirinya sudah mendata nelayan-nelayan yang bersedia menanam dan merawat bakau, hingga tanaman tersebut kuat menahan ombak.
Nelayan yang sudah sering ke wilayah-wilayah pesisir di Provinsi Jawa Timur ini mengatakan, ia pernah melihat di wilayah Kabupaten Situbondo hingga Probolinggo, banyak tertanam bakau di pantai, yang fungsinya menahan abrasi.
"Kalau kami menunggu senderan penahan ombak permanen dari pemerintah, rasanya belum jelas kapan waktunya, karena wilayah-wilayah di Jembrana yang sudah duluan abrasi saja belum tertangani. Lebih baik kami berinisiatif menyelamatkan tanah dan rumah kami dengan menanam baku," ujarnya.
Setelah data warga yang bersedia menanam dan merawat bakau terkumpul, ia berencana untuk bersurat ke Pemkab Jembrana minta bantuan bibit tanaman bakau.
Pantauan terakhir di dusun tersebut, abrasi kian parah menggerus tanah hingga pemukiman warga, yang membuat beberapa nelayan terpaksa pindah.
Beberapa nelayan yang tidak memiliki tanah, terpaksa menumpang di lahan milik kerabatnya, atau menyewa ke orang lain.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan Dan Kehutanan Jembrana Made Dwi Maharimbawa, saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya siap memberikan bantuan bibit bakau yang diminta nelayan tersebut.
"Kami memiliki sekitar 25 ribu bibit bakau. Kalau nelayan disana punya inisiatif menanamnya, itu bagus dan akan kami dukung," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Saya ngobrol dengan sesama nelayan disini, mereka tertarik untuk menanam bakau sebagai cara mengatasi abrasi," kata Aan, salah seorang nelayan, Senin.
Ia mengatakan, untuk melaksanakan niat tersebut, dirinya sudah mendata nelayan-nelayan yang bersedia menanam dan merawat bakau, hingga tanaman tersebut kuat menahan ombak.
Nelayan yang sudah sering ke wilayah-wilayah pesisir di Provinsi Jawa Timur ini mengatakan, ia pernah melihat di wilayah Kabupaten Situbondo hingga Probolinggo, banyak tertanam bakau di pantai, yang fungsinya menahan abrasi.
"Kalau kami menunggu senderan penahan ombak permanen dari pemerintah, rasanya belum jelas kapan waktunya, karena wilayah-wilayah di Jembrana yang sudah duluan abrasi saja belum tertangani. Lebih baik kami berinisiatif menyelamatkan tanah dan rumah kami dengan menanam baku," ujarnya.
Setelah data warga yang bersedia menanam dan merawat bakau terkumpul, ia berencana untuk bersurat ke Pemkab Jembrana minta bantuan bibit tanaman bakau.
Pantauan terakhir di dusun tersebut, abrasi kian parah menggerus tanah hingga pemukiman warga, yang membuat beberapa nelayan terpaksa pindah.
Beberapa nelayan yang tidak memiliki tanah, terpaksa menumpang di lahan milik kerabatnya, atau menyewa ke orang lain.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan Dan Kehutanan Jembrana Made Dwi Maharimbawa, saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya siap memberikan bantuan bibit bakau yang diminta nelayan tersebut.
"Kami memiliki sekitar 25 ribu bibit bakau. Kalau nelayan disana punya inisiatif menanamnya, itu bagus dan akan kami dukung," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016