Denpasar (Antara Bali) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali mengharapkan agar masyarakat di daerah itu tidak sembarangan membuang anjing betina untuk mencegah meluasnya penyebaran virus rabies.

"Kalau kebetulan anjingnya beranak banyak dan sebagian besar betina, jangan langsung dibuang. Hubungi Dinas Peternakan, nanti kami tangani, entah itu diadopsi atau disteril," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali drh IKG Nata Kesuma, di Denpasar, Senin.

Menurut dia, saat ini Bali sudah bisa mengendalikan penyebaran rabies, namun belum bebas rabies karena secara endemis masih ditemukan di beberapa wilayah.

Untuk itu, Pemprov Bali terus melakukan upaya memerangi penyakit rabies, salah satunya dengan menggelar vaksinasi massal yang digelar mulai 18 April hingga 31 Juli 2016.

"Kami harapkan masyarakat berperan aktif menyukseskan program ini dengan membawa anjing mereka ke posko rabies yang sudah dibentuk di banjar-banjar," ujarnya.

Nata Kesuma menambahkan, saat ini populasi anjing di Bali mencapai 411.153 ekor. Dari jumlah tersebut, lima persen liar dan 95 persen berpemilik.

"Hanya saja, anjing berpemilik itu hanya 20 persen yang dikandangkan, sisanya dipelihara secara liar," ucapnya.

Besarnya jumlah anjing yang dipelihara secara liar itu menjadi kendala tersendiri bagi petugas di lapangan untuk melakukan vaksinasi.

"Untuk itu, kami sangat berharap kerja sama para pencinta binatang agar kasus rabies dapat segera dituntaskan," ujar Nata Kesuma. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016