Nusa Dua (Antara Bali) - Kampanye kandidat calon Ketua Umum DPP Partai Golkar pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) sesi pertama diikuti tiga orang yakni Aziz Syamsuddin, Priyo Budi Santoso dan Mahyudin di BNDCC Nusa Dua, Bali, Jumat.
Kampanye calon Ketum Golkar pada zona III tersebut dipandu Rektor Universitas Udayana Bali Prof Dr Ketut Swastika dan pada sesi ini semua calon memberikan harapan baru pada Partai Golkar ke depannya untuk berkiprah memajukan bangsa.
Aziz Syamsuddin dalam visi dan misinya menyampaikan bahwa Partai Golkar yang modern, bermartabat, demokratis, militan dan inovatif. Sedangkan dalam misi, yakni memenangkan kontestasi politik di setiap tingkatan (pemilihan kepala daerah kabupaten, kota dan provinsi).
Begitu juga, kata Aziz Syamsuddin, bila dipercaya menjadi ketua umum, maka misi selanjutnya adalah meningkatkan kualitas kader dengan mewujudkan sistem kaderisasi partai terstruktur, dinamis, maju dan mandiri.
Ia mengatakan pihaknya menyiapkan kader lebih dini dalam menghadapi setiap kontestasi politik, dan meningkatkan kemandirian partai dengan pengembangan kelembagaan partai yang profesional, efektif, modern dan terorganisasi.
Azis Syamsudin lebih lanjut mengatakan jika partai berlambang pohon beringin ingin menjadi partai besar, maka yang dilakukan oleh seorang ketua umum adalah mampu merangkul kader-kader di daerah.
"Merekalah sebenarnya penggerak majunya sebuah partai, sedangkan ditingkat pimpinan hanya memberikan pengarahan dan terobosan-terobosan inovasi agar roda organisasi tetap jalan," katanya.
Sementara Caketum Priyo Budi Santoso menekankan ditengah reformasi, maka Partai Golkar harus mampu mewujudkan kehidupan politik nasional yang demokratis melalui pelaksanaan agenda-agenda reformasi politik yang diarahkan untuk melakukan serangkaian koreksi terencana.
"Sebab reformasi pada sejatinya adalah upaya untuk menata kembali sistem kenegaraan di semua bidang agar dapat bangkit kembali dalam suasana yang lebih terbuka dan demokratis," ujarnya.
Ia menegaskan memimpin sebuah organisasi politik hendaknya selalu dekat dengan rakyat, sehingga masyarakat memberi kepercayaan kepada partai, yakni Partai Golkar.
Sedangkan Caketum Mahyudin menitikberatkan pada konsolidiasi partai ke daerah-daerah sehingga mampu kembali bangkit di era tahun 1970.
"Semangat membangun partai harus mampu digerakkan oleh semua komponen, baik dari kader maupun arahan ketua umum beserta jajarannya," ucapnya.
Untuk meraih kemenangan sebuah partai politik, menurut Mahyudin adalah dengan jalan konsolidasi kepada kader-kader di daerah.
"Jika saya dipercaya memimpin Partai Golkar maka langkah yang dilakukan yang pertama saya lakukan adalah konsolidasi ke daerah. Itu saya lakukan dengan keliling daerah menemui kader-kader yang tersebar dipelosok Tanah Air," katanya.
Untuk tiga kandidiat Caketum Golkar akan dilanjutkan pada sesi kedua, yakni Caketum Ade Komarudin, Erlangga Hartarto dan Indra Bambang Utoyo. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Kampanye calon Ketum Golkar pada zona III tersebut dipandu Rektor Universitas Udayana Bali Prof Dr Ketut Swastika dan pada sesi ini semua calon memberikan harapan baru pada Partai Golkar ke depannya untuk berkiprah memajukan bangsa.
Aziz Syamsuddin dalam visi dan misinya menyampaikan bahwa Partai Golkar yang modern, bermartabat, demokratis, militan dan inovatif. Sedangkan dalam misi, yakni memenangkan kontestasi politik di setiap tingkatan (pemilihan kepala daerah kabupaten, kota dan provinsi).
Begitu juga, kata Aziz Syamsuddin, bila dipercaya menjadi ketua umum, maka misi selanjutnya adalah meningkatkan kualitas kader dengan mewujudkan sistem kaderisasi partai terstruktur, dinamis, maju dan mandiri.
Ia mengatakan pihaknya menyiapkan kader lebih dini dalam menghadapi setiap kontestasi politik, dan meningkatkan kemandirian partai dengan pengembangan kelembagaan partai yang profesional, efektif, modern dan terorganisasi.
Azis Syamsudin lebih lanjut mengatakan jika partai berlambang pohon beringin ingin menjadi partai besar, maka yang dilakukan oleh seorang ketua umum adalah mampu merangkul kader-kader di daerah.
"Merekalah sebenarnya penggerak majunya sebuah partai, sedangkan ditingkat pimpinan hanya memberikan pengarahan dan terobosan-terobosan inovasi agar roda organisasi tetap jalan," katanya.
Sementara Caketum Priyo Budi Santoso menekankan ditengah reformasi, maka Partai Golkar harus mampu mewujudkan kehidupan politik nasional yang demokratis melalui pelaksanaan agenda-agenda reformasi politik yang diarahkan untuk melakukan serangkaian koreksi terencana.
"Sebab reformasi pada sejatinya adalah upaya untuk menata kembali sistem kenegaraan di semua bidang agar dapat bangkit kembali dalam suasana yang lebih terbuka dan demokratis," ujarnya.
Ia menegaskan memimpin sebuah organisasi politik hendaknya selalu dekat dengan rakyat, sehingga masyarakat memberi kepercayaan kepada partai, yakni Partai Golkar.
Sedangkan Caketum Mahyudin menitikberatkan pada konsolidiasi partai ke daerah-daerah sehingga mampu kembali bangkit di era tahun 1970.
"Semangat membangun partai harus mampu digerakkan oleh semua komponen, baik dari kader maupun arahan ketua umum beserta jajarannya," ucapnya.
Untuk meraih kemenangan sebuah partai politik, menurut Mahyudin adalah dengan jalan konsolidasi kepada kader-kader di daerah.
"Jika saya dipercaya memimpin Partai Golkar maka langkah yang dilakukan yang pertama saya lakukan adalah konsolidasi ke daerah. Itu saya lakukan dengan keliling daerah menemui kader-kader yang tersebar dipelosok Tanah Air," katanya.
Untuk tiga kandidiat Caketum Golkar akan dilanjutkan pada sesi kedua, yakni Caketum Ade Komarudin, Erlangga Hartarto dan Indra Bambang Utoyo. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016