Denpasar (Antara Bali) - Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Bali mendorong agar pemerintah daerah dapat melengkapi sarana dan prasarana pemilah sampah, sebagai upaya membangun kepedulian masyarakat untuk ikut mengelola sampah.
"Kenyataannya, selama ini pemerintah tidak memfasilitasi ketika sampah sudah dipilah oleh masyarakat," kata Direktur PPLH Bali Catur Yuda Hariani, di Denpasar, Senin.
Padahal, ucap dia, untuk membangun kesadaran masyarakat yang terbiasa nyaman dan dilayani dalam urusan sampah menjadi mau memilah sampah itu cukup sulit.
"Seharusnya ada truk sampah maupun motor cikar (moci) yang bisa mengangkut sampah yang sudah dipilah, di tengah kondisi kesadaran masyarakat yang sudah mulai terbangun untuk memilah sampahnya," ujarnya.
Di sisi lain, tambah Catur, terkait dengan pengolahan sampah organik (komposting), masyarakat masih enggan untuk melakukan dengan alasan kendala luasan lahan.
"Sebenarnya banyak metode komposting yang bisa diterapkan di rumah tangga, yang tidak memerlukan lahan yang luas dan masyarakat harus didorong untuk itu," ujarnya.
Catur juga mengapresiasi terobosan dari Pemprov Bali yang mengadakan lomba "Green Office" diantara satuan kerja perangkat daerah (SKPD) provinsi setempat. "Kalau pemerintah menginginkan masyarakat berubah dan sadar dalam mengelola sampah, tentu harus bisa memberikan contoh terlebih dahulu," ucapnya.
Dalam lomba "Kantor Hijau" itu bukan saja terkait urusan kebersihan hingga kerindangan, namun juga menyangkut upaya penghematan energi.
Sementara itu, Nyoman Arsana selaku Stakeholder Relation PT Tirta Investama Mambal (Aqua Danone) mengatakan sebagai wujud kepedulian pihaknya terhadap persoalan sampah, telah membentuk Lembaga Pemberdayaan Pemulung (LPP).
LPP yang sudah dibentuk sejak 2010 itu, saat ini telah melibatkan 1.000 pemulung dan memiliki dua Recycle Bussiness Unit (RBU) dengan nama Bali PET yang berlokasi di Desa Lepang, Kabupaten Klungkung dan Desa Kertalangu, Kota Denpasar.
"Setiap bulannya, mampu diproduksi lebih dari 200 ton sampah plastik bekas PET," ucapnya belum lama ini.
Arsana menambahkan, dalam peringatan Hari Buruh 1 Mei lalu, 100 orang serikat pekerja Danone Aqua Group juga memilih untuk melakukan kegiatan cinta lingkungan dengan melakukan kegiatan bersih sampah plastik di Pantai Matahari Terbit, Sanur, Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kenyataannya, selama ini pemerintah tidak memfasilitasi ketika sampah sudah dipilah oleh masyarakat," kata Direktur PPLH Bali Catur Yuda Hariani, di Denpasar, Senin.
Padahal, ucap dia, untuk membangun kesadaran masyarakat yang terbiasa nyaman dan dilayani dalam urusan sampah menjadi mau memilah sampah itu cukup sulit.
"Seharusnya ada truk sampah maupun motor cikar (moci) yang bisa mengangkut sampah yang sudah dipilah, di tengah kondisi kesadaran masyarakat yang sudah mulai terbangun untuk memilah sampahnya," ujarnya.
Di sisi lain, tambah Catur, terkait dengan pengolahan sampah organik (komposting), masyarakat masih enggan untuk melakukan dengan alasan kendala luasan lahan.
"Sebenarnya banyak metode komposting yang bisa diterapkan di rumah tangga, yang tidak memerlukan lahan yang luas dan masyarakat harus didorong untuk itu," ujarnya.
Catur juga mengapresiasi terobosan dari Pemprov Bali yang mengadakan lomba "Green Office" diantara satuan kerja perangkat daerah (SKPD) provinsi setempat. "Kalau pemerintah menginginkan masyarakat berubah dan sadar dalam mengelola sampah, tentu harus bisa memberikan contoh terlebih dahulu," ucapnya.
Dalam lomba "Kantor Hijau" itu bukan saja terkait urusan kebersihan hingga kerindangan, namun juga menyangkut upaya penghematan energi.
Sementara itu, Nyoman Arsana selaku Stakeholder Relation PT Tirta Investama Mambal (Aqua Danone) mengatakan sebagai wujud kepedulian pihaknya terhadap persoalan sampah, telah membentuk Lembaga Pemberdayaan Pemulung (LPP).
LPP yang sudah dibentuk sejak 2010 itu, saat ini telah melibatkan 1.000 pemulung dan memiliki dua Recycle Bussiness Unit (RBU) dengan nama Bali PET yang berlokasi di Desa Lepang, Kabupaten Klungkung dan Desa Kertalangu, Kota Denpasar.
"Setiap bulannya, mampu diproduksi lebih dari 200 ton sampah plastik bekas PET," ucapnya belum lama ini.
Arsana menambahkan, dalam peringatan Hari Buruh 1 Mei lalu, 100 orang serikat pekerja Danone Aqua Group juga memilih untuk melakukan kegiatan cinta lingkungan dengan melakukan kegiatan bersih sampah plastik di Pantai Matahari Terbit, Sanur, Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016