Mangupura (Antara Bali) - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Badung, Bali, mendukung penuh pelaksanaan festival buah manggis di Desa Petang, yang berlangsung pada 6-8 April 2016, sebagai upaya mendongkrak kunjungan wisatawan ke desa wisata itu.
"Kami meyakini festival itu mampu mendongkrak kunjungan wisatawan ke desa wisata tersebut dan sebagai upaya menanggulangi harga buah manggis anjlok saat musim panen raya," kata Kadispar Badung Cok Raka Darmawan di Mangupura, Jumat.
Menurut dia, festival manggis ini sebagai bentuk kreativitas kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dalam mempromosikan desa wisata di daerahnya.
Cok Raka juga mendukung pelaksanaan festival buah manggis karena menjadi terobosan yang sangat strategis untuk mengangkat potensi buah lokal Indonesia itu yang memang sangat berkembang di Desa Petang.
"Kami menyambut baik kegiatan ini dalam membangun pariwisata baru di Pulau Dewata khususnya di Kabupaten Badung yang berbasis agro dan kuliner," ujarnya.
Ketua Panitia Festival Manggis Made Sukanta menambahkan, kegiatan ini sebagai upaya memberdayakan masyarakat lokal dalam mengolah produk pertanian sehingga memberikan nilai tambah dari sisi ekonomi.
"Agenda kegiatan yang akan digelar dalam Festival Manggis ini yakni petik manggis di kebun, lomba membuat wine manggis antarbanjar, lomba spa manggis ibu-ibu Desa Petang, lomba menghias ogoh-ogoh buah manggis raksasa untuk anak-anak Desa Petang," ujarnya.
Kemudian, pesta kuliner rumah tangga Desa Petang. Kegiatan lainnya berupa bazar buah sayuran, dan hasil kebun serta hasil kreasi UKM lokal Petang, acara lomba hasil pertanian peternakan terbaik Desa Petang.
Selanjutnya, acara tebak-tebak buah manggis, kelas belajar membuat wine manggis, serta lomba membuat wine manggis untuk pengunjung.
Menurut Sukanta, tanpa kreativitas produksi, ada kalanya harga produk pertanian seperti manggis anjlok saat musim panen raya. Namun dengan produksi pascapanen, produk memberikan nilai tambah ekonomi yang sangat tinggi.
Ia mencontohkan, bentuk olahan buah manggis dapat dijadikan minuman wine herbal prebiotik, sehingga saat panen raya harga manggis yang hanya kisaran harga Rp2.000 per kilogram, setelah diolah menjadi wine harganya menjadi Rp400 ribu per liter.
Selain menghasilkan wine, kata dia, ampas manggis bisa digunakan untuk berbagai produk seperti produk spa prebiotik yang sangat bagus untuk menutrisi kulit wajah dan tubuh karena mengandung antioksidan yang tinggi.
"Buah manggis juga dapat diolah menjadi bedak dingin untuk kecantikan, sabun spa prebiotik, sabun cair, lotion manggis, lulur dan produk turunannya," ujarnya.
Sukanta mengatakan wine herbal prebiotik memiliki khasiat untuk menyembuhkan sejumlah penyakit, seperti diabetes, tumor, maag, wasir atau ambien, darah rendah, kanker, alergi, tifus, demam berdarah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami meyakini festival itu mampu mendongkrak kunjungan wisatawan ke desa wisata tersebut dan sebagai upaya menanggulangi harga buah manggis anjlok saat musim panen raya," kata Kadispar Badung Cok Raka Darmawan di Mangupura, Jumat.
Menurut dia, festival manggis ini sebagai bentuk kreativitas kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dalam mempromosikan desa wisata di daerahnya.
Cok Raka juga mendukung pelaksanaan festival buah manggis karena menjadi terobosan yang sangat strategis untuk mengangkat potensi buah lokal Indonesia itu yang memang sangat berkembang di Desa Petang.
"Kami menyambut baik kegiatan ini dalam membangun pariwisata baru di Pulau Dewata khususnya di Kabupaten Badung yang berbasis agro dan kuliner," ujarnya.
Ketua Panitia Festival Manggis Made Sukanta menambahkan, kegiatan ini sebagai upaya memberdayakan masyarakat lokal dalam mengolah produk pertanian sehingga memberikan nilai tambah dari sisi ekonomi.
"Agenda kegiatan yang akan digelar dalam Festival Manggis ini yakni petik manggis di kebun, lomba membuat wine manggis antarbanjar, lomba spa manggis ibu-ibu Desa Petang, lomba menghias ogoh-ogoh buah manggis raksasa untuk anak-anak Desa Petang," ujarnya.
Kemudian, pesta kuliner rumah tangga Desa Petang. Kegiatan lainnya berupa bazar buah sayuran, dan hasil kebun serta hasil kreasi UKM lokal Petang, acara lomba hasil pertanian peternakan terbaik Desa Petang.
Selanjutnya, acara tebak-tebak buah manggis, kelas belajar membuat wine manggis, serta lomba membuat wine manggis untuk pengunjung.
Menurut Sukanta, tanpa kreativitas produksi, ada kalanya harga produk pertanian seperti manggis anjlok saat musim panen raya. Namun dengan produksi pascapanen, produk memberikan nilai tambah ekonomi yang sangat tinggi.
Ia mencontohkan, bentuk olahan buah manggis dapat dijadikan minuman wine herbal prebiotik, sehingga saat panen raya harga manggis yang hanya kisaran harga Rp2.000 per kilogram, setelah diolah menjadi wine harganya menjadi Rp400 ribu per liter.
Selain menghasilkan wine, kata dia, ampas manggis bisa digunakan untuk berbagai produk seperti produk spa prebiotik yang sangat bagus untuk menutrisi kulit wajah dan tubuh karena mengandung antioksidan yang tinggi.
"Buah manggis juga dapat diolah menjadi bedak dingin untuk kecantikan, sabun spa prebiotik, sabun cair, lotion manggis, lulur dan produk turunannya," ujarnya.
Sukanta mengatakan wine herbal prebiotik memiliki khasiat untuk menyembuhkan sejumlah penyakit, seperti diabetes, tumor, maag, wasir atau ambien, darah rendah, kanker, alergi, tifus, demam berdarah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016