Denpasar (Antara Bali) - Puluhan perusahaan yang terlibat dalam perdagangan sapi antarpulau di Provinsi Bali diimbau secara aktif ikut ambil bagian meningkatkan populasi ternak dengan cara menanamkan modalnya untuk program pengembangbiakan maupun penggemukan.
"Sebanyak 71 perusahaan pedagang sapi antarpulau itu hendaknya ikut mengembangkan ternak sapi pada kelompok maupun peternak secara perorangan dengan sistem bagi hasil," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali, Putu Sumantra di Denpasar Senin.
Ia mengatakan, dengan keikutsertaan perusahaan dalam usaha penggemukan maupun pengembangbiakan bibit sapi Bali diharapkan populasi sapi Bali bisa meningkat tajam.
Dengan cara itu akan semakin banyak persediaan sapi yang bisa dipersiapkan untuk matadagangan antarpulau maupun memenuhi konsumsi masyarakat setempat, termasuk keperluan pariwisata.
Perusahaan pedagang sapi antarpulau selama ini baru menyisihkan sebagian kecil keuntungan (CSR) untuk pengadaan 137 ekor sapi betina produktif, guna membantu kelompok ternak sapi yang terhimpun dalam program pertanian terintegrasi (Simantri) di Bali.
"Ke-137 ekor sapi betina itu sebagai tanggung jawab sosial dunia usaha dibagikan secara merata, disamping bantuan 1.000 ekor sapi kepada 40 Simantri dalam tahun 2010," ujar Putu Sumantra.
Ke depan para pengusaha pedagang sapi antarpulau itu selain membantu dana sosial juga berinvestasi dalam pembibitan dan pengembangan ternak sapi Bali.
"Semakin tinggi peningkatan populasi sapi Bali semakin banyak persediaan ternak sapi untuk matadagangan antarpulau. Perdagangan sapi antarpulau maupun pemotongan untuk masyarakat lokal harus lebih kecil dari tingkat kelahiran sapi, sebagai upaya menjaga keseimbangan populasi sapi di Bali," ujar Putu Sumantra.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika menambah jatah perdagangan sapiantarpula 2010 dari 62.000 ekor menjadi 72.000 ekor untuk memenuhi konsumsi daging masyarakat ibukota Jakarta.
Penambahan kuota 10.000 ekor itu dilakukan dengan mengalihkan alokasi pemotongan sapi untuk bahan baku industri yang tidak dimanfaatkan secara maksimal.
Penambahan kuota perdagangan sapi antarpulau itu diharapkan tidak mengganggu persediaan madagangan sapi antarpulau tahun 2011, karena sebelumnya telah dilakukan penghitungan secara cermat.
Dengan demikian keseimbangan populasi sapi Bali tetap dapat dipertahankan, mengingat sapi Bali satu-satunya sumber plasmanutfah yang menjadi aset nasional untuk tetap dapat dilestarikan dan dikembangkan di Pulau Dewata.
Populasi sapi di Bali kini tercatat 675.419 ekor dalam lima tahun terakhir meningkat rata-rata 3,41 persen setiap tahunnya, ujar Putu Sumantra.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Sebanyak 71 perusahaan pedagang sapi antarpulau itu hendaknya ikut mengembangkan ternak sapi pada kelompok maupun peternak secara perorangan dengan sistem bagi hasil," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali, Putu Sumantra di Denpasar Senin.
Ia mengatakan, dengan keikutsertaan perusahaan dalam usaha penggemukan maupun pengembangbiakan bibit sapi Bali diharapkan populasi sapi Bali bisa meningkat tajam.
Dengan cara itu akan semakin banyak persediaan sapi yang bisa dipersiapkan untuk matadagangan antarpulau maupun memenuhi konsumsi masyarakat setempat, termasuk keperluan pariwisata.
Perusahaan pedagang sapi antarpulau selama ini baru menyisihkan sebagian kecil keuntungan (CSR) untuk pengadaan 137 ekor sapi betina produktif, guna membantu kelompok ternak sapi yang terhimpun dalam program pertanian terintegrasi (Simantri) di Bali.
"Ke-137 ekor sapi betina itu sebagai tanggung jawab sosial dunia usaha dibagikan secara merata, disamping bantuan 1.000 ekor sapi kepada 40 Simantri dalam tahun 2010," ujar Putu Sumantra.
Ke depan para pengusaha pedagang sapi antarpulau itu selain membantu dana sosial juga berinvestasi dalam pembibitan dan pengembangan ternak sapi Bali.
"Semakin tinggi peningkatan populasi sapi Bali semakin banyak persediaan ternak sapi untuk matadagangan antarpulau. Perdagangan sapi antarpulau maupun pemotongan untuk masyarakat lokal harus lebih kecil dari tingkat kelahiran sapi, sebagai upaya menjaga keseimbangan populasi sapi di Bali," ujar Putu Sumantra.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika menambah jatah perdagangan sapiantarpula 2010 dari 62.000 ekor menjadi 72.000 ekor untuk memenuhi konsumsi daging masyarakat ibukota Jakarta.
Penambahan kuota 10.000 ekor itu dilakukan dengan mengalihkan alokasi pemotongan sapi untuk bahan baku industri yang tidak dimanfaatkan secara maksimal.
Penambahan kuota perdagangan sapi antarpulau itu diharapkan tidak mengganggu persediaan madagangan sapi antarpulau tahun 2011, karena sebelumnya telah dilakukan penghitungan secara cermat.
Dengan demikian keseimbangan populasi sapi Bali tetap dapat dipertahankan, mengingat sapi Bali satu-satunya sumber plasmanutfah yang menjadi aset nasional untuk tetap dapat dilestarikan dan dikembangkan di Pulau Dewata.
Populasi sapi di Bali kini tercatat 675.419 ekor dalam lima tahun terakhir meningkat rata-rata 3,41 persen setiap tahunnya, ujar Putu Sumantra.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010