Denpasar (Antara Bali) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali meminta masyarakat mewaspadai penyebaran virus rabies dengan cara berperan aktif dalam penanggulangan penyakit tersebut.

"Tercatat 350 kasus gigitan baru yang saat ini tengah diproses di laboratorium. Sebanyak 146 sampel di antaranya sudah diketahui positif rabies. Itu artinya virusnya masih berputar dan menjadi ancaman," kata Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan Dinas Peternakan dan Kesehatn Hewan Bali AA Ngurah Darmawan saat berorasi dalam Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.

Menurut dia, berbagai upaya terus dilakukan Pemprov Bali dalam memerangi penyakit rabies. Namun hingga saat ini penyebaran penyakit yang ditularkan melalui anjing itu belum dapat dituntaskan.

Darmawan menambahkan, penyakit yang terjangkit di Bali sejak 2008 itu, hingga saat ini telah merenggut 165 nyawa manusia. Belum lagi kasus gigitan baru yang saat ini masih dalam proses cek laboratorium.

Bertolak dari fakta tersebut, dia kembali menggugah kesadaran masyarakat untuk merawat hewan peliharaan mereka dengan baik.

"Selain wajib dikandangkan dan dijaga kebersihannya, anjing juga harus mendapat vaksin secara rutin serta berkelanjutan. Karena kekuatan vaksin hanya berlaku setahun," ucap Darmawan.

Pemprov Bali, lanjut dia, secara rutin mengagendakan vaksinasi massal setiap tahunnya. Untuk 2016, vaksinasi massal akan dilaksanakan mulai 18 April hingga 16 Juli 2016.

Vaksinasi akan dilayani pada posko yang akan dibentuk di tiap banjar (dusun). "Kami sangat berharap kesadaran masyarakat membawa hewan peliharaan mereka untuk memperoleh vaksin rabies," ujarnya.

Darmawan menegaskan bahwa vaksinasi ini tidak dipungut biaya apapun. Oleh karena itu, lewat upaya pemerintah dan dukungan aktif masyarakat mampu mempercepat penuntasan kasus rabies di Pulau Dewata. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016