Gianyar (Antara Bali) - Bisnis mandi uap dan spa yang menjamur di kampung turis Ubud masih menjadi penyumbang PAD terkecil di Kabupaten Gianyar.

Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Gianyar Dewa Alit Arinatha di Gianyar, Minggu mengemukakan bahwa kecilnya sumbangan bisnis itu pada PAD, karena pendapatan pelaku bisnis kebugaran tersebut masih rendah.

"Kendati bisnis itu tampak menjamur, namun tidak mampu menyumbang PAD besar, hal ini disebabkan kecilnya wisatawan di Ubud mengunjungi bisnis  wisata itu," katanya.

Kondisi ini, kata Arinatha, berbeda dengan kawasan wisata Kuta yang terkenal di Bali, bisnis itu justru menyumbang PAD besar buat Kabupaten Badung.

Saat ini, khusus di bidang pariwisata, katanya, Pemerintah Kabupaten Gianyar mengandalkan kontribusi objek wisata, akomodasi serta restoran untuk meningkatkan PAD.

Bahkan, semenjak tarif karcis masuk ke sejumlah objek wisata di Kabupaten Gianyar dinaikkan beberapa bulan lalu, PAD yang didapatkan melonjak tinggi.

"Sebelumnya kontribusi dari objek wisata itu cuman Rp4 miliar, namun saat ini sudah mencapai Rp9 miliar," katanya.

Terkait dengan meningkatnya PAD yang didapat, kata Arinatha, pihaknya optimistis target PAD sebesar Rp131 miliar akan tercapai di tahun 2010.

Selain menaikkan tarif karcis masuk, jelas Arinatha, hal lain yang dilakukan Dispenda untuk mengejar target itu adalah dengan cara melakukan pengawasan ketat kepada penyumbang PAD, seperti restoran dan hotel.

Karena saat ini, ucap Arinatha, terindikasi masih ada restoran atau hotel yang melakukan rekayasa pemungutan pajak makanan dan minuman.

"Untuk mengantisipasi kebocoran itu, Dispenda telah menyediakan alat pembayaran itu kepada para pemilik restoran dan hotel," ujarnya.

Pengawasan ketat itu, kata dia, sangat penting dilakukan karena saat ini 70 persen PAD Pemerintah Kabupaten Gianyar didapat dari dunia pariwisata.

"Selain pengawasan, perbaikan sejumlah infrastruktur pariwisata juga terus dilakukan pemerintah, sehingga para wisatawan betah untuk berkunjung ke Gianyar," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010