Singaraja (Antara Bali) - Bupati Buleleng, Bali, Putu Agus Suradnyana berharap pihak rumah sakit di daerah itu melakukan deteksi yang benar terhadap pasien diduga mengidap deman berdarah dengue (DBD) sehingga dapat dilakukan penanganan secara tepat dan akurat.
"Fakta yang terjadi banyak pasien terduga DBD, namun setelah dicek dan dirawat beberapa hari ternyata hanya sakit tifus saja," kata Agus Suradnyana di Singaraja, Bali, Senin.
Menurut dia, untuk mengoptimalkan deteksi kasus demam berdarah yang kini meluas di kabupaten terluas di Bali itu, Pemkab melalui Dinas Kesehatan sudah merancang penambahan alat pendeteksi DBD (NS1) di RSUD Buleleng.
"Tahun depan NS1 lebih banyak sehingga penanganannya tepat dan akurat. Pasien mana yang positif DB segera mendapatkan penanganan intensif sehingga dapat menekan kasus kematian terhadap kalangan pasien yang `urgen` memerlukan penanganan," kata dia.
Agus yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng itu menambahkan, pihaknya juga tengah mendiskusikan permasalahan tersebut dengan pihak Pemerintah Provinsi Bali terutama terkait Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) dimana proses pengadaan anggarannya bersamaan. "Sudah sempat didiskusikan juga dengan Pemprov dan kami berharap penanganannya terus dapat dimaksimalkan," ujarnya.
Sementara itu, Pemkab Buleleng, kata dia sebenarnya sudah sangat maksimal melakukan upaya preventif terkait kasus DBD, terlebih saat ini musim pancaroba dimana intensitas kasus DBD di seluruh wilayah tanah air meningkat tajam.
Bukan hanya itu saja, Pemkab juga telah menambah alat pembasmi jentik nyamuk (fogging) dan intensitas pelaksanaannya dimana dinilai sudah cukup maksimal dijalankan di beberapa wilayah baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.
"Kedepan akan terus dimaksimalkan lagi penanganannya (kasus DBD). Terlebih Buleleng merupakan wilayah terluas dan penduduk terbanyak di Bali sehingga memang perlu mendapatkan perhatian serius," demikian Agus Suradnyana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Fakta yang terjadi banyak pasien terduga DBD, namun setelah dicek dan dirawat beberapa hari ternyata hanya sakit tifus saja," kata Agus Suradnyana di Singaraja, Bali, Senin.
Menurut dia, untuk mengoptimalkan deteksi kasus demam berdarah yang kini meluas di kabupaten terluas di Bali itu, Pemkab melalui Dinas Kesehatan sudah merancang penambahan alat pendeteksi DBD (NS1) di RSUD Buleleng.
"Tahun depan NS1 lebih banyak sehingga penanganannya tepat dan akurat. Pasien mana yang positif DB segera mendapatkan penanganan intensif sehingga dapat menekan kasus kematian terhadap kalangan pasien yang `urgen` memerlukan penanganan," kata dia.
Agus yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng itu menambahkan, pihaknya juga tengah mendiskusikan permasalahan tersebut dengan pihak Pemerintah Provinsi Bali terutama terkait Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) dimana proses pengadaan anggarannya bersamaan. "Sudah sempat didiskusikan juga dengan Pemprov dan kami berharap penanganannya terus dapat dimaksimalkan," ujarnya.
Sementara itu, Pemkab Buleleng, kata dia sebenarnya sudah sangat maksimal melakukan upaya preventif terkait kasus DBD, terlebih saat ini musim pancaroba dimana intensitas kasus DBD di seluruh wilayah tanah air meningkat tajam.
Bukan hanya itu saja, Pemkab juga telah menambah alat pembasmi jentik nyamuk (fogging) dan intensitas pelaksanaannya dimana dinilai sudah cukup maksimal dijalankan di beberapa wilayah baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.
"Kedepan akan terus dimaksimalkan lagi penanganannya (kasus DBD). Terlebih Buleleng merupakan wilayah terluas dan penduduk terbanyak di Bali sehingga memang perlu mendapatkan perhatian serius," demikian Agus Suradnyana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016