Denpasar (Antara Bali) - Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggandeng sejumlah koperasi berkinerja baik di Provinsi Bali untuk menerapkan digitalisasi layanan keuangan melalui "Brilink" guna mencakup akses keuangan inklusif kepada masyarakat hingga ke pelosok.
"Koperasi merupakan lembaga keuangan non-perbankan yang telah melakukan kegiatan simpan pinjam menjadi agen Brilink," kata Pemimpin Wilayah BRI Denpasar Fankar Umran ditemui usai edukasi layanan keuangan digital kepada koperasi di Bank Indonesia di Denpasar, Selasa.
Dalam kesempatan edukasi layanan keuangan digital (LKD) itu, bank BUMN itu memberikan sertifikat agen Brilink kepada enam koperasi.
"Sekarang ada 10 koperasi tetapi baru enam yang tersertifikasi," imbuhnya.
Untuk menjadi agen perpanjangan tangan bank berpelat merah itu pada koperasi, Fankar menyatakan tidak terlalu rumit.
"Pertama ada kemauan, ada pengurus aktif, anggota dan kinerja baik," imbuhnya.
Meski demikian pemberian sertifikat lulus menjadi agen itu harus mempertimbangkan pemerataan lokasi.
Artinya, pihaknya akan memprioritaskan pengajuan di tempat lain untuk menghindari tumpang tindih atau persaingan pada satu tempat.
Sedangkan bagi masyarakat umum, lanjut dia, syarat menjadi agen juga mudah dan tidak harus menjadi nasabah terlebih dahulu.
Mereka harus memiliki kegiatan usaha kecil dengan penghasilan per hari mencapai Rp50 ribu saja sudah bisa menjadi agen dengan dilengkapi identitas yang jelas.
Hingga saat ini, Fankar menambahkan bahwa jumlah agen Brilink di kawasan Bali-Nusa Tenggara mencapai 2.759 agen.
Dari jumlah itu, 1.750 agen di antaranya berasal dari Bali.
"Kami targetkan selama 2016 mencapai 2.500 agen. Tidak sulit untuk mencapai itu karena banyak yang tertarik," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Koperasi merupakan lembaga keuangan non-perbankan yang telah melakukan kegiatan simpan pinjam menjadi agen Brilink," kata Pemimpin Wilayah BRI Denpasar Fankar Umran ditemui usai edukasi layanan keuangan digital kepada koperasi di Bank Indonesia di Denpasar, Selasa.
Dalam kesempatan edukasi layanan keuangan digital (LKD) itu, bank BUMN itu memberikan sertifikat agen Brilink kepada enam koperasi.
"Sekarang ada 10 koperasi tetapi baru enam yang tersertifikasi," imbuhnya.
Untuk menjadi agen perpanjangan tangan bank berpelat merah itu pada koperasi, Fankar menyatakan tidak terlalu rumit.
"Pertama ada kemauan, ada pengurus aktif, anggota dan kinerja baik," imbuhnya.
Meski demikian pemberian sertifikat lulus menjadi agen itu harus mempertimbangkan pemerataan lokasi.
Artinya, pihaknya akan memprioritaskan pengajuan di tempat lain untuk menghindari tumpang tindih atau persaingan pada satu tempat.
Sedangkan bagi masyarakat umum, lanjut dia, syarat menjadi agen juga mudah dan tidak harus menjadi nasabah terlebih dahulu.
Mereka harus memiliki kegiatan usaha kecil dengan penghasilan per hari mencapai Rp50 ribu saja sudah bisa menjadi agen dengan dilengkapi identitas yang jelas.
Hingga saat ini, Fankar menambahkan bahwa jumlah agen Brilink di kawasan Bali-Nusa Tenggara mencapai 2.759 agen.
Dari jumlah itu, 1.750 agen di antaranya berasal dari Bali.
"Kami targetkan selama 2016 mencapai 2.500 agen. Tidak sulit untuk mencapai itu karena banyak yang tertarik," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016