Gianyar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menerima penghargaan "Gajah Mada" karena dinilai telah berjasa dalam mengharumkan nama bangsa dan memiliki semangat Gajah Mada.
Pastika di sela-sela menerima "Gajah Mada Award" tersebut, di Gianyar, Sabtu, menyatakan mengapresiasi kegiatan itu karena merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur, terutama dalam memaknai semangat dan kepahlawanan Maha Patih Gajah Mada dan kebesaran Kerajaan Majapahit dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kami Pemprov Bali sudah berkoordinasi dengan DPRD Provinsi Bali, untuk ke depannya mendukung acara ini, termasuk dari segi pembiayaan akan kami anggarkan mulai tahun depan. Mengingat begitu pentingnya acara-acara seperti ini di saat kita memperjuangkan persatuan dan kesatuan, di tengah integritas bangsa yang mulai mengalami kemerosotan," ucapnya pada acara yang diselenggarakan oleh Puri Ageng Blahbatuh itu.
Menurut dia, acara-acara seperti ini harus ditingkatkan agar generasi muda bisa mewarisinya dan semangat Gajah Mada masih sangat relevan untuk diterapkan saat ini, bahkan harus direvitalisasi dalam menghadapi kondisi kekinian.
Acara ini menurut saya bisa dilaksanakan bergantian di seluruh puri, bagi yang mau memprakarsainya," ujar Pastika.
Dia berpandangan, tidak hanya semangat kepahlawanan Gajah Mada yang berpikir menyatukan Nusantara saja yang patut diteladani, namun lebih kepada cara mewujudkan pemikiran tersebut sesuai sumpah yang diucapkan Gajah Mada.
"Satu hal dari Gajah Mada yang perlu ditiru, bukan hanya berpikir menyatukan Nusantara, namun sesuai sumpah yang diucapkan dalam Sumpah Palapa, `Tan Amukti Palapa` (sebelum Nusantara ini bersatu), yang benar-benar dilakukannya. Beliau berucap, bersumpah, dan dilaksanakan. Kalau kita terkadang hanya bisa berucap dan bersumpah, tetapi tidak kita lakukan. Jiwa inilah yang patut diwarisi oleh generasi muda. Tidak hanya semangat Gajah Mada, spirit Kebo Iwa dan tokoh besar lainnya juga patut kita tanamkan," katanya.
Pastika pada kesempatan itu menerima penghargaan tersebut bersama 21 tokoh lainnnya, di antaranya Ketua DPRD Provinsi Bali Adi Wiryatama, Kapolda Bali, Mantan Pangdam IX Udayana Wisnu Bawa Tenaya, dan Mantan Kapolda Bali Ronie F Sompie.
Kelimanya mengucap janji akan menjaga penghormatan tersebut dan menjunjung semangat dari simbol tersebut. "Saya mewakili penerima simbol ini berjanji akan menjaga kehormatan ini, semoga semangat dari simbol ini bisa kami junjung," ucapnya.
Sementara itu, ketua panitia acara AA Ngurah Ugrasena dalam laporannya mengatakan semangat Patih Gajah Mada patut diteladani karena berhasil mempersatukan Nusantara.
Seiring perkembangan zaman saat ini, ia berharap mestinya tumbuh tokoh-tokoh sehebat Gajah Mada yang juga memperjuangkan persatuan bangsa.
Ia juga menjelaskan penganugerahan Penghargaan Gajah Mada ke-3 ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Karena penghargaan kali ini diberikan secara besar-besaran kepada puluhan tokoh dari berbagai profesi yang berjasa di bidangnya baik dalam pemerintahan maupun sektor swasta.
"Untuk itu acara penghargaan kali ini diberi nama Bhakti Karya Nusantara, karena penghargaan tidak bersifat lokal tetapi bisa digaungkan ke seluruh nusantara bahkan sampai ke dunia," ujar Ugrasena. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Pastika di sela-sela menerima "Gajah Mada Award" tersebut, di Gianyar, Sabtu, menyatakan mengapresiasi kegiatan itu karena merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur, terutama dalam memaknai semangat dan kepahlawanan Maha Patih Gajah Mada dan kebesaran Kerajaan Majapahit dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kami Pemprov Bali sudah berkoordinasi dengan DPRD Provinsi Bali, untuk ke depannya mendukung acara ini, termasuk dari segi pembiayaan akan kami anggarkan mulai tahun depan. Mengingat begitu pentingnya acara-acara seperti ini di saat kita memperjuangkan persatuan dan kesatuan, di tengah integritas bangsa yang mulai mengalami kemerosotan," ucapnya pada acara yang diselenggarakan oleh Puri Ageng Blahbatuh itu.
Menurut dia, acara-acara seperti ini harus ditingkatkan agar generasi muda bisa mewarisinya dan semangat Gajah Mada masih sangat relevan untuk diterapkan saat ini, bahkan harus direvitalisasi dalam menghadapi kondisi kekinian.
Acara ini menurut saya bisa dilaksanakan bergantian di seluruh puri, bagi yang mau memprakarsainya," ujar Pastika.
Dia berpandangan, tidak hanya semangat kepahlawanan Gajah Mada yang berpikir menyatukan Nusantara saja yang patut diteladani, namun lebih kepada cara mewujudkan pemikiran tersebut sesuai sumpah yang diucapkan Gajah Mada.
"Satu hal dari Gajah Mada yang perlu ditiru, bukan hanya berpikir menyatukan Nusantara, namun sesuai sumpah yang diucapkan dalam Sumpah Palapa, `Tan Amukti Palapa` (sebelum Nusantara ini bersatu), yang benar-benar dilakukannya. Beliau berucap, bersumpah, dan dilaksanakan. Kalau kita terkadang hanya bisa berucap dan bersumpah, tetapi tidak kita lakukan. Jiwa inilah yang patut diwarisi oleh generasi muda. Tidak hanya semangat Gajah Mada, spirit Kebo Iwa dan tokoh besar lainnya juga patut kita tanamkan," katanya.
Pastika pada kesempatan itu menerima penghargaan tersebut bersama 21 tokoh lainnnya, di antaranya Ketua DPRD Provinsi Bali Adi Wiryatama, Kapolda Bali, Mantan Pangdam IX Udayana Wisnu Bawa Tenaya, dan Mantan Kapolda Bali Ronie F Sompie.
Kelimanya mengucap janji akan menjaga penghormatan tersebut dan menjunjung semangat dari simbol tersebut. "Saya mewakili penerima simbol ini berjanji akan menjaga kehormatan ini, semoga semangat dari simbol ini bisa kami junjung," ucapnya.
Sementara itu, ketua panitia acara AA Ngurah Ugrasena dalam laporannya mengatakan semangat Patih Gajah Mada patut diteladani karena berhasil mempersatukan Nusantara.
Seiring perkembangan zaman saat ini, ia berharap mestinya tumbuh tokoh-tokoh sehebat Gajah Mada yang juga memperjuangkan persatuan bangsa.
Ia juga menjelaskan penganugerahan Penghargaan Gajah Mada ke-3 ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Karena penghargaan kali ini diberikan secara besar-besaran kepada puluhan tokoh dari berbagai profesi yang berjasa di bidangnya baik dalam pemerintahan maupun sektor swasta.
"Untuk itu acara penghargaan kali ini diberi nama Bhakti Karya Nusantara, karena penghargaan tidak bersifat lokal tetapi bisa digaungkan ke seluruh nusantara bahkan sampai ke dunia," ujar Ugrasena. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016