Singaraja (Antara Bali) - Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng, Bali, menggelar seminar ilmiah penelitian tindakan kelas (PTK) melibatkan kepala sekolah dan guru di daerah itu, Sabtu hingga 8 Maret 2016, di aula Unit Pelaksana Pendidikan Kecamatan Buleleng, Kota Singaraja.
"Latar belakang kegiatan berdasarkan Permen Nomor 35 Tahun 2010, merupakan petunjuk teknis penilai angka kredit guru diperjelas kembali sesuai dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) berisi bagian penting, yakni persentasi pada forum ilmiah," kata Ketua Panitia Pelatihan dan Seminar PTK I Made Widana di Singaraja, Bali, Sabtu.
Seminar ilmiah itu, kata dia, bertujuan menggali potensi guru dalam pembuatan karya ilmiah PTK.
Para guru diharapkan mengetahui lebih jauh teknik PTK sekaligus menekankan peningkatan kualitas guru di dalam penyusunan karya ilmiah yang akan diimplementasikan di sekolahnya masing-masing.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng I Made Ngadeng menegaskan bahwa melalui penelitian tindak kelas (PTK) dan penelitian tindakan kelas (PTS) menjadi "kredit poin" kepada para guru pengajar dan pengawas.
Mereka yang sudah mengikuti (seminar), kata dia, dapat digunakan sebagai syarat kenaikan pangkat, kualitas wawasan, dan peningkatan kesejahteraan guru.
"Kami mengapresiasi guru-guru, ini sebagai langkah nyata membangun kualitas pendidikan," katanya.
Selanjutnya, kata dia, melalui PTK dan PTS akan dapat dijawab berbagai permasalahan dialami di dunia pendidikan melalui langkah-langkah inovatif.
"Tentu semua itu perlu di uji coba, dilatih, dan diteliti. Kami di Disdik Buleleng terus mendorong dan mendukung kegiatan positif ini," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pengembangan diri meliputi diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru, publikasi ilmiah menyangkut hasil-hasil penelitian, buku pelajaran, pengayaan dan pedoman guru.
Ia lantas menyebutkan karya inovatif, antara lain penciptaan teknologi tepat guna, karya seni, alat-alat pelajaran, dan penyusunan standar.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Latar belakang kegiatan berdasarkan Permen Nomor 35 Tahun 2010, merupakan petunjuk teknis penilai angka kredit guru diperjelas kembali sesuai dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) berisi bagian penting, yakni persentasi pada forum ilmiah," kata Ketua Panitia Pelatihan dan Seminar PTK I Made Widana di Singaraja, Bali, Sabtu.
Seminar ilmiah itu, kata dia, bertujuan menggali potensi guru dalam pembuatan karya ilmiah PTK.
Para guru diharapkan mengetahui lebih jauh teknik PTK sekaligus menekankan peningkatan kualitas guru di dalam penyusunan karya ilmiah yang akan diimplementasikan di sekolahnya masing-masing.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng I Made Ngadeng menegaskan bahwa melalui penelitian tindak kelas (PTK) dan penelitian tindakan kelas (PTS) menjadi "kredit poin" kepada para guru pengajar dan pengawas.
Mereka yang sudah mengikuti (seminar), kata dia, dapat digunakan sebagai syarat kenaikan pangkat, kualitas wawasan, dan peningkatan kesejahteraan guru.
"Kami mengapresiasi guru-guru, ini sebagai langkah nyata membangun kualitas pendidikan," katanya.
Selanjutnya, kata dia, melalui PTK dan PTS akan dapat dijawab berbagai permasalahan dialami di dunia pendidikan melalui langkah-langkah inovatif.
"Tentu semua itu perlu di uji coba, dilatih, dan diteliti. Kami di Disdik Buleleng terus mendorong dan mendukung kegiatan positif ini," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pengembangan diri meliputi diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru, publikasi ilmiah menyangkut hasil-hasil penelitian, buku pelajaran, pengayaan dan pedoman guru.
Ia lantas menyebutkan karya inovatif, antara lain penciptaan teknologi tepat guna, karya seni, alat-alat pelajaran, dan penyusunan standar.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016