Denpasar (Antara Bali) - Kepala Pusat Inovasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara Denpasar JW. Nugroho Joshua mengatakan pengusaha pemula dibidang teknologi di Indonesia, khususnya di Bali mengalami perkembangan meningkat.

"Perkembangan pengusaha pemula (startup) dibidang teknologi terus meningkat. Terlebih startup teknologi atau perusahaan rintisan buatan technopreneur asal Bali itu semakin dilirik oleh investor asing, salah satunya investor dari AS," katanya di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, karena itu para investor asing dengan startup teknologi terus melakukan sinergi dalam upaya mencari terobosan baru.

"Baru-baru ini di Kampus STMIK Primakara, atau yang selama ini dikenal sebagai Technopreneurship kampus. Konsulat Jenderal (Konjen) Amerika Serikat di Surabaya membawa perusahaan Venture Capital (VC) asal Amerika Sovereign`s Capital bertemu dengan beberapa startup dari Inkubator Bisnis Primakara dan dari Komunitas Startup Bali," ujarnya.

Ia mengatakan sebelum pihaknya telah mengirimkan beberapa profil startup yang berminat untuk bertemu dengan investor dari Amerika ke pihak Konjen AS di Surabaya.

"Kami telah mengirimkan beberapa startup yang berminat untuk bertemu dengan investor, selain startup binaan inkubator bisnis Primakara, kami juga menyertakan beberapa startup dari komunitas, untuk kemudian dihubungi oleh pihak konjen," kata Joshua yang didampingi Kepala Inkubator Bisnis Primakara Bagus Wahyu.

Joshua lebih lanjut mengatakan pihak konjen melakukan komunikasi dengan para pendiri startup, akhirnya yang mengikuti pertemuan dengan investor, yaitu Patriat Medical Devices, Miracle Gates Studio, Komodo Tour, MagLoft, Allbenear International, 1001 Malam, Gringgo dan DIMANS.

Luke Roush dan John Drexler dari Sovereign's Capital sangat antusias dengan ide-ide bisnis dari para startup, serta memberikan begitu banyak saran dan masukan untuk perkembangan pengusaha pemula ini ke depannya.

Beberapa hal yang disorot oleh investor dalam setiap presentasi adalah mengenai Marketing plan, Business model (revenue model) serta seberapa besar pasar yang dituju.

Sebelum bertemu dengan para startup, pihak Konjen Amerika Serikat juga berdiskusi dengan Made Artana (Ketua Yayasan Primakara), I Putu Agus Swastika (Ketua STMIK Primakara), Tim Pusat Inovasi Primakara dan para dosen technopreneurship. Diskusi tersebut membahas tentang perkembangan teknologi, kesempatan bisnis, dan kerja sama yang bisa dilakukan antara Amerika Serikat dan STMIK Primakara.

Dalam kesempatan ini, Kepala Bagian Politik dan Ekonomi, Konjen AS, Surabaya, Brandon C. Possin menyampaikan kegembiraannya bisa berkunjung ke Primakara dan bertemu dengan para pendiri startup di Bali.

"Jadi kami sangat senang mampir di Primakara dan melakukan gotong-royong yang nyata untuk menghubungkan investor Amerika dengan wiraswasta Indonesia yang ada di Bali. Ini sebuah contoh kerja sama melalui program Eastern Indonesia Invenstment Network yang didukung Kedutaan Amerika di Indonesia untuk mendorong kewiraswastaan dan investasi di Indonesia timur, termasuk Bali," ucap Brandon.

Sementara itu, Ketua STMIK Primakara I Putu Agus Swastika menyampaikan bahwa pertemuan dengan Konjen AS dan VC Sovereign`s Capital merupakan upaya dalam membuka akses pendanaan bagi para startup di Primakara khususnya dan di Bali umumnya.

"Dengan terjalinnya kerja sama antara Primakara dengan Pemerintah Amerika, kami berharap makin banyak investor yang bisa ke Bali untuk mendukung pendanaan bisnis digital di Bali, sehingga Bali bukan saja dikenal dengan Pulau Seribu Pura namun kelak akan dikenal dengan sebutan Pulau Seribu Startup," kata Agus Swastika. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016