Bangli (Antara Bali) - Penjabat Bupati Bangli I Dewa Gede Mahendra Putra, SH.,MH didampingi Kadis Koperasi dan UMKM Bangli Dewa Gede Suparta dan sejumlah pimpinan SKPD terkait di lingkungan Pemkab Bangli, Sabtu (13/2) menerima kunjungan kerja Menteri Koperasi dan UMKM RI A.A. Ngurah Puspayoga di Pasar Desa Pengotan, Kecamatan Bangli.

Dalam kunjungan ini, Menteri Koperasi A.A. Ngurah Puspayoga menegaskan, sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) secara nasional kian berkembang. Tak terkecuali di Kabupaten Bangli. Akan tetapi, dalam perjalanannya usaha tersebut sering mengalami persolaan, salah satunya permodalan. Supaya tak melesu, di samping peran pemerintah, perusahaan swasta dan mitra keuangan juga harus memperhatikan sektor tersebut. Disisi lain, memasuki program MEA, UKM juga diminta tak takut bersaing dengan negara lain.

Lebih lanjut Puspayoga mengungkapkan, usaha kecil menengah yang digeluti sejumlah masyarakat bisa dijadikan salah satu upaya untuk mengentaskan kemiskinan. Untuk mewujudkan perkembangannya yang semakin berkualitas, perlu ada perhatian serius terhadap sektor ini.

Hal tersebut tak harus sepenuhnya datang dari pemerintah pusat saja. Perusahaan swasta yang telah mampu berkembang pesat juga bisa terlibat didalamnya, salah satunya memberi suntikan modal.

"UMKM itu harus diperhatikan, terlebih di era MEA ini. Perhatian tak hanya datang dari pemerintah, perusahaan swasta dan juga mitra keuangan juga bisa terlibat didalamnya," tegasnya.

Tegas dia, selama ini perhatian pemerintah terhadap sektor UKM sudah ada dan hal tersebut merupakan sebuah komitmen yang selalu digaungkan. Di sisi lain, dikatakan UMKM ini perlu diangkat melalui kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh instansi terkait.

"Negara harus hadir di tengah ekonomi kerakyatan. Agar UMKM itu bisa berkembang," ujarnya.

Pada acara yang juga dihadiri Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Dewa Nyoman Patra, Puspayoga juga meminta pelaku usaha tak perlu takut dalam menghadapi persoalan modal. Sebab tahun ini pemerintah pusat telah membuat kebijakan berupa kredit usaha rakyat (KUR) dengan bungan rendah.

"Dulu kredit bunganya 22 persen per tahun. Tapi sekarang sudah jadi 9 persen. Pelaku usaha sudah cukup diringankan," ungkapnya.

Di tengah berlangsungnya program Masyarakat Ekonomi ASEAN, Mantan wakil Gubernur Bali ini mengharapkan eksistensi UMKM tak goyah. Pelaku usaha perlu berfikir bahwa produk yang dihasilkan sangat menjanjikan dan mampu bersaing di pasar ekspor.

"Berdasarkan data, ekspor usaha di daerah Jawa Timur saja sudah mengalahkan sebagian besar negara negara di Asean. Kita hanya kalah dari Singapura. Itupun angkanya tidak terlalu signifikan. Menghadapi MEA masyarakat kita sudah siap dari dulu, hanya perlu sedikit dorongan,"serunya.

Di samping itu, lanjut Puspayoga, Bali sebagai daerah pariwisata harus dijadikan moment untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan tangan-tangan kreatif warga Bali, khusunya Bangli.

"Apalagi di Bali pariwisatanya sangat berkembang. MEA sangat baik untuk memperkenalkan produk," ucapnya.

Tak hanya itu, Puspayoga juga meminta pelaku usaha untuk segera mengurus izin UMK dan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Sebab hal ini sangat penting dalam rangka mengindari terjadinya penjiplakan produk oleh negara lain.

"Sekarang ngurus izin sudah bisa di kecamatan. ini harus dijadikan kesempatan. Itu gratis,” terangnya.
Pria yang juga mantan Wali Kota Denpasar ini menambahkan menghadapi MEA ini, sektor koperasi juga harus bangkit. Dalam pengusurusan badan hukumnya, juga tak dikenakan biaya. “Koperasi juga harus bangkit," pungkasnya.

Penjabat Bupati Bangli Dewa Gede Mahendra Putra pada kesempatan itu menyampaikan pihaknya sangat menyambut antusias kunjungan kerja Menteri Koperasi di Kabupaten Bangli. Menurutnya ini merupakan momentum yang baik sebagai ajang pembinaan yang akan berimbas pada peningkatan usaha pelaku-pelaku ekonomi di Bangli khususnya dibidang UMKM.

"Mudah-mudahan melalui kunjungan ini, para pelaku UMKM di Kabupaten Bangli semakin termotifasi untuk mengembangkan usahanya terlebih banyak bantuan pengembangan usaha yang diberikan dalam kegiatan ini," terangnya.

Sementara itu Kadis Koperasi dan UMKM Kabupaten Bangli Dewa Gede Suparta dalam laporannya mengatakan, dalam upaya meningkatkan kualitas koperasi dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi di Kabupaten Bangli, pada tahun 2015 pihaknya telah membubarkan 41 koperasi yang tidak aktif.

Menurutnya, saat ini di Bangli terdapat 236 koperasi yang tersebar di empat kecamatan. Dari jumlah tersebut terdata 138 koperasi bergerak dibidang simpan pinjam, 97 koperasi bergerak di bidang serba usaha dan 1 koperasi bergerak di sektor usaha jasa. Sedangkan untuk UMKM sampai dengan akhir 2015 jumlahnya mencapai 32.260 dengan rincian bergerak disektor perdagangan sebanyak 24.637, sektor industri pertanian sebanyak 2.463, sektor industri non pertanian 1.486 dan aneka jasa 3.674. Dari jumlah tersebut setelah dilakukan pendataan by name bay address yang sudah ada jumlahnya mencapai 9.503 UMKM.

"Untuk mewujudkan koperasi dan UMKM yang sehat dan bersaing kedepan pembinaan dan pendataan akan terus dilakukan,"pungkasnya. (*)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016