Denpasar (Antara Bali) - Pasar tradisional dan sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Denpasar dan sekitarnya pada Umanis Galungan, sehari setelah Hari Suci Galungan, hari raya terbesar umat Hindu di Bali, masih sepi, Kamis.

Para pedagang di pasar-pasar tradisional serta sejumlah pertokoan di pusat-pusat perbelanjaan masih tutup, demikian hasil pemantauan Antara di Denpasar, Kamis.

Demikian pula lalu lintas masih lenggang, karena aktivitas perekonomian masih belum pulih, hanya beberapa toko yang mulai melakukan aktivitas, namun sepi konsumen.

Sementara perkantoran instansi pemerintah masih tutup (libur fakultatif) selama tiga hari, 9-11 Februari 2016 dan sejumlah dari seluruh jenjang pendidikan juga tidak melakukan proses belajar mengajar.

Suasana Kota Denpasar masih tampak sepi, karena sebagian besar penghuninya melakukan mudik ke kampung halamannya masing-masing ke delapan kabupaten di Pulau Dewata.

Pada hari umanis Galungan ini masih diwarnai suasana saling mengunjungi sesama keluarga dekat (silaturahmi). Suasana yang demikian itu tampak di daerah pedesaan di wilayah Kabupaten Tabanan.

Warga mengunjungi rumah sanak keluarga dan kerabat untuk saling maaf memaafkan, sehingga anggota dari masing-masing keluarga selalu ada di rumah dan belum melakukan aktivitas secara maksimal.

Mereka saling berkunjung ke rumah sanak keluarga dan kerabat untuk saling maaf memaafkan yang dilakukan sejak Rabu siang (10/2). Suasana demikian itu lebih mencolok di daerah pedesaan dibanding daerah perkotaan.

Setelah bersilaturahmi sejak pagi hingga siang hari warga umumnya melakukan rekreasi mengunjungi objek-objek wisata di luar kota Denpasar.

Objek wisata yang menjadi sasaran kunjungan antara lain objek wisata Bedugul, Tanah Lot, Alas Kedaton di Kabupaten Tabanan maupun objek wisata Sangeh, Kabupaten Badung yang "mengoleksi" ratusan ekor kera.

Sebagian masyarakat kota Denpasar lainnya mengunjungi pantai Sanur, Kuta atau sekedar duduk-duduk di lapangan hijau Puputan Badung, jantung kota Denpasar.

Meskipun demikian lalu lintas masih tampak lenggang, tidak seperti hari-hari biasa yang selalu diwarnai dengan kemacetan.  (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016